9 Siswa SD di Karo Jadi Korban Pelecehan Seksual

TANAH KARO – Dunia Pendidikan di Kabupaten Karo kembali tercoreng. Sembilan orang siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dikabarkan menjadi korban pelecehan seksual.

Pelakunya disebut berinisial AT (52), berprofesi sebagai guru yang mengajar di salah atu SD Negeri di Kecamatan Kabanjahe, tempat para siswa tersebut bersekolah.

Keterangan dihimpun dari orang tua korban saat mendampingi anaknya, sebut saja Bunga, untuk divisum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabanjahe, Jumat (15/11/2019).

Menurut orang tua Bunga, terungkapnya kasus ini saat dirinya menyuruh Bunga untuk pergi ke sekolah. Namun Bunga enggan masuk ke sekolah.

Sehingga orang tua korban menjadi curiga dan penasaran. Setelah ditanya kenapa anaknya tidak mau pergi ke  sekolah, Bunga mengaku kalau dirinya “digituin” oleh gurunya sendiri.

Bak disambar petir, orang tua korban pun mengaku langsung menghubungi orangtua lainnya yang anaknya bersekolah di sekolah tersebut, untuk menanyakan hal yang sama. Dan ternyata masih ada korban lainnya. Akhirnya mereka pun sepakat melakukan visum ke rumah sakit.

“Tentunya, kami sebagai orangtua juga langsung menanyakan hal itu kepada anak kami masing-masing. Ada sekitar 9 anak yang buka mulut karena menjadi korban. Anak-anak kami dengan polos mengaku dilecehkan gurunya. Jadi kami sangat keberatan dengan kelakuan guru itu,” ujar mereka kepada orbitdigitaldaily.com.

Malam itu juga usai dari rumah sakit sambil didampingi Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Tanah Karo, mereka langsung membuat laporan ke Polres Tanah Karo. Anak-anak juga ikut dibawa untuk memberikan keterangan kepada penyidik. 

“Mungkin saja masih ada korban lainnya, bila kita sudah melapor pasti ada juga yang akan melapor. Apa gak gila, anak-anak kami ini masih kelas 1 dan AT itu seorang guru. Kalo anak kami digituin, mau jadi apalagi, kan  bisa rusak mentalnya. Anak kami disekolahkan bukan untuk digituin,” ujar para orangtua kesal.

Lebih lanjut dikatakan para orang tua korban, sebelum mereka melapor ada salah seorang  orang tua murid sempat mendatangi rumah pelaku di dekat kantor Samsat, Sumbul. Pelaku diseret warga dan langsung diserahkan ke Polisi.

“Untung saja tadi malam tidak diamuk warga. Karena siapapun orang tua pasti emosi kalau anaknya digituin. Saya rasa dia ada kelainan seksnya, masak anak didik sendiri dilecehkan. Jika perbuatannya terbukti, kami sebagai orangtua meminta kepada Polisi agar diproses dan dihukum seberat-beratnya,” kata mereka dengan nada emosi.

Pantauan wartawan, Unit PPA Polres Tanah Karo ikut mendampingi para orang tua dan siswa ke RSUD Kabanjahe. Petugas belum dapat memberikan keterangan karena masih dalam tahap penyelidikan.

“Besok pagi saja ya, kami masih sibuk mendampingi anak-anak dan akan kita selidiki dulu,” ucap salah seorang Polwan saat hendak dikonfirmasi wartawan.

Sementara, terduga pelaku AT ketika dikonfirmasi wartawan disela–sela menjalani pemeriksaan di ruang UPPA Polres Karo pada hari yang sama sekira jam 21:00 WIB, membantah tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

“Saya tidak ada melakukan pelecehan seksual terhadap anak didik saya sendiri,” ujarnya dengan kepala tertunduk.

Terpisah, Kanit UPPA Polres Tanah Karo Aiptu Antoni Ginting, saat dikonfirmasi wartawan menyebutkan, kasus tersebut masih dalam penanganan. “Keterangan dari para korban sudah selesai dilakukan, tinggal terduga pelaku yang sedang menjalani pemeriksaan,” sebut Kanit singkat.

Reporter – David Karo – Karo