Laguboti-ORBIT: Sebanyak 286 Kepala Keluarga (KK) Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menerima Pencairan Bantuan Sosial (Bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) tahap kedua tahun 2019.
Pencairan yang dilakukan di Gedung Serbaguna Kecamatan Laguboti pada Selasa (07/5) itu tampak mendapat pengawalan dari aparat Kepolisian Polres Tobasa di bawah komanda Aiptu Betmen Panjaitan.
“Sesuai dengan peraturan, kami turut mengawasi pencairan bantuan ini untuk memastikan sampai kepada masyarakat tanpa ada pemotongan,” ujar Betmen anggota Satbinmas Polres Tobasa mengawali.
Camat Laguboti, Nelly Dumora L Tobing SE dalam sambutannya mengharap agar di tahun depan, jumlah penerima Bansos ini dapat berkurang. “Artinya, angka kemiskinan sudah menurun di wilayah kecamatan ini,” ujar Nelly.
Camat meminta agar para penerima bantuan itu tidak berbangga diri menerima bantuan.
“Jangan pernah bangga jadi penerima bantuan, sebab ini adalah bantuan untuk orang miskin. Kemiskinan itu disebabkan kemalasan. Ayo semangat! Kerja, kerja agar terlepas dari kemiskinan,” imbuhnya.
“Rakyat saat ini sudah terlalu manja, semua serba ingin gratis. Bantuan uang, bibit tanaman, ternak, mengolah tanah dan lainnya. Stop. Mari berkarya, bekerja. Yakinlah, Tuhan pasti menolong kita, bila kita serius berusaha,” pungkas Nelly.
Sementara itu, Rusti Hutapea, Pelaksana KPH Dinas Sosial Pemkab Tobasa menyampaikan bahwa pencairan Bansos tahap kedua ini sudah dimulai april 2019. “Hal ini sesuai dengan target pemerintah yang mencairkan bansos itu mulai April,” terang Rusti.
“Hari ini seluruh KPM PKH Laguboti dapat mencairkan dana mereka melalui Himpunan Bank Pemerintah atau Himbara. Ini merupakan komitmen pemerintah untuk menekan angka kemiskinan di Indonesia khususnya di Laguboti,” katanya lagi.
Di hadapan 268 KPM dari 22 desa dan 1 kelurahan di Kecamatan Laguboti, Tobasa, Rusti meminta agar bantuan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pemenuhan gizi anak, biaya pendidikan, dan disisihkan untuk modal membuka usaha.
“PKH merupakan program pemerintah pusat yang sudah terbukti hasilnya. Ini nyata dampaknya dalam membantu masyarakat. Ini bukan hoaks atau berita bohong,” katanya.
Saat dialog dengan salah seorang KPM, Rosa mengatakan bahwa setiap bulan dirinya mengikuti pertemuan peningkatan kemampuan keluarga atau P2PK didampingi pendamping PKH kecamatan.
Rosa mengaku sudah belajar mengelola keuangan, menyisihkannya untuk bekal membuka usaha, pola asuh terhadap anak, dan pentingnya memberikan makanan bergizi pada anak sebagai generasi penerus bangsa. “Terimakasih pemerintah,” syukurnya. (Od-Bbt)