LABUHAN BATU – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Labuhanbatu akan menerapkan inovasi pertanian daerah “Siap Panen Tanam Lagi Labuhabatu Gerakkan Intensifikasi (Sipaten Lagi)” untuk meningkatkan ketahanan pangan guna memenuhi kebutuhan pangan dalam menghadapi dampak penyebaran Covid-19.
Hal itu dikatakan Kepala Bappeda Hobol Z Rangkuti SSos MM kepada wartawan Minggu (10/05/2020), di Rantauprapat.
Menurut Hobol, pandemi Covid-19 telah mempengaruhi semua sektor termasuk sektor pertanian yang erat kaitannya dengan ketersediaan bahan pangan khususnya beras. Bahkan, Gubsu telah menginstruksikan untuk percepatan tanam dalam menghadapi Covid-19 melalui suratnya nomor 521/3635.
Karena itu, Pemkab Labuhanbatu dapat memanfaatkan sawah tadah hujan yang luasnya mencapai 17 ribu hektar untuk peningkatan ketahanan pangan dengan meningkatkan indeks pertananan satu (IP 1) menjadi IP2 dengan penerapan inovasi teknologi pertanian “Sipaten Lagi”
“Sesuai hasil kajian kami di Balitbang tahun 2019, sawah tadah hujan di Labuhanbatu masih IP1 dan sangat potensial untuk dilaksanakan IP2 untuk peningkatan ketahanan pangan,” ujar Hobol.
Tambah Hobol lagi, inovasi pertanian “Sipaten Lagi” itu telah diterapkan melalui kegiatan demonstrasi framing (demfram) atau metode percontohan di atas 100 hektar lahan sawah tadah hujan di Desa Selat Beting, Kecamatan Panai Tengah ditahun 2019 lalu dan terus berlanjut hingga saat ini. Dari kegiatan itu, selain dapat ditingkatkan IP 1 menjadi IP 2, hasil panen yang diperoleh pun mengalami peningkatan signifikan dibanding sebelum diterapkannya inovasi itu disana.
“Menurut penelitian kita, saat ini setidaknya terdapat 15 ribu hektar sawah tadah hujan di Labuhanbatu yang tidak ditanami. Dengan penerapan inovasi ini, diperkirakan hasilnya akan dapat memenuhi 76 % kebutuhan pangan daerah,” ujar Hobol.
Mengenai sumber dana Hobol menerangkan, program ini dapat menggunakan dana penanggulangan Covid-19, baik dari APBD Kabupaten Labuhanbatu, APBD Provinsi maupun APBN serta swadaya masyarakat maupun dana Coorporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang ada di Labuhanbatu.
Lebih lanjut Hobol mengatakan, dana penanggulangan Covid-19 relevan digunakan untuk penerapan inovasi tersebut, karena selain meningkatkan ketahanan pangan, juga akan membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat petani.
“Dana penanggulana Covid-19 kan dialokasikan untuk penanggulangan kesehatan, serta dampak sosial dan ekonomi. Kegiatan ini relevan menggunakan dana tersebut karena dapat mengatasi dampak sosial dan ekonomi dari penyebaran Covid-19,” papar Hobol.
Rencana itu sambung Hobol, telah disampaikan dalam paparannya pada musyawarah perencanaan peningkatan ketahanan pangan daerah secara online pada hari Rabu (6/5/2020) lalu bersama Sekda Ahmad Muflih, Kepala Dinas Pertanian Labuhanbatu Agus Ritonga, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara.
“Intinya, Dinas pertanian Sumut dan Kepala BPTP Sumut mendukung penuh rencana ini. Bahkan mereka berharap semua daerah di Sumut dapat melakukan apa yang akan kita laksanakan ini,” tutup Hobol.
Reporter Robert Simatupang