Kabanjahe-ORBIT : Bincang-bincang sembari diskusi dengan Bupati Karo Terkelin Brahmana SH di Kedai Kopi Purba Simpang Enam Kabanjahe, pelaku sejarah, tokoh budaya dan anggota dewan mengungkap sejarah terjadinya jalan tembus Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo dengan dengan Desa Rumah Liang Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu Kabupaten Deliserdang, Rabu (6/2).
Tokoh yang bincang-bincang dengan Terkelin itu masing-masing, pelaku sejarah Selamat Ginting, Budayawan Sastra Purba dan malem Ukur Ginting, kalangan DPRD Karo Sitepu dan pensiunan PNS Jiwa Tarigan.
Menurut salah seorang pelaku sejarah Pt Em Selamat Ginting BSc ST mantan Kadis PU Karo, 40 tahun lalu semasa awal karirnya sebagai PNS pada tahun 70 an menuturkan sebagaian sejarah terbentuknya jalan tembus Serdang-Rumah liang, tidak terlepas dari cerita legenda Karo tentang Perlanja Sira dan terbentuknya garis dan benteng pertahanan pejuang Karo melawan penjajahan Belanda.
Paska penjajahan Belanda, pastinya tahun 79 pada waktu itu Bupati Karo dijabat Tampak Sebayang dan Bupati Deliserdang Tengteng Ginting secara bersama-sama merencanakan memperbaiki jalan tembus kedua kabupaten itu.
Hal itu bertujuan mempermudah masyarakat Rumah Liang menjual hasil buminya dijual ke Tiga Jumpa Kabupaten Karo, dan sebaliknya jika ada pesta di Rumah Liang, warga desa Serdang tidak kesulitan mengunjungi keluarganya ke desa Rumah liang.
“Realisasi peningkatan jalan yang dulu akrab disebut dalan Perlanja Sira, terlaksana pada saat Bupati Karo dijabat Rukun Sembiring pada akhir 79 awal tahun 80 an melalui dana bantuan luar negeri (Amarika) yang waktu itu disebut dana CESS. Berdasarkan dana itulah peningkatan jalan terlaksana,” ungkapnya tanpa merinci.
“Bukti adanya peningkatan jalan melalui bantuan dana luarnegeri (CESS) pada masa itu, sampai saat ini masih ada peninggalan dua jembatan kayu yang dibangun berpondasi beton, lantai kayu. Saat itu saya ikut yang mengerjakan jembatan itu,” ujar Selamat.
Begitu juga pengakuan Jiwa Tarigan pensiunan PNS yang masih segar dalam ingatannya, pada akhir tahun 70 an ke awal 80 an jalan menghubungkan desa Serdang-Rumah Liang pernah di bangun jembatan untuk memperlancar jalur lintas kedua desa itu.
“Kalau memang ada rencana pemerintah untuk membangun jalan itu, bahkan sebagian besar sudah terlaksana melalui program TMMD dan Kary Bakti TNI AD, saya sangat berterimakasih. Karena melalui jalur itu akses jalan keluar masuk Kabupaten Karo akan semakin banyak guna mengatasi kemacetan arus lalulintas Medan Kabupaten Karo,” ujarnya.
Sementara praktisi budaya Karo Sastra Purba mantan Camat Merek yang juga tokoh lembaga adat Karo (Lakonta) mengatakan, masih ada sejumlah saksi sejarah yang tahu mengenai bahkan ikut terlibat langsung melaksankan peningkatan jalan setapak (Red. Karo perlanja sira ).
Salah seorang di antaranya Matang Purba pensiunan Camat Merek dan mantan pegawai Bappeda Karo era 1979-an.
“Saya selaku warga Karo, sangat mendukung Pemda Karo memperjuangkan tembusnya jalan Karo-Deliserdang ini, kami lembaga adat Karo sangat setuju jalan ini diperjuangkan, mengingat zaman dulu sudah ada silaturahmi antar kedua Kabupaten ini dalam bingkai Merga Silima, Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh, Perkade-kaden12 tambah sada,” ungkapnya.
Begitu juga Anggota DPRD Firman Firdaus Sitepu SH, mengaku pihaknya mendukung penuh terbosan Pemkab Karo bersama anggota Komisi D DPRD Sumut memperjuangkan peningkatan jalan tembus Karo-Deliserdang ke pemerintahan pusat.
“Ini harus kita dukung sebab dengan terhubungnya kedua antar Kabupaten membuat akses Desa Serdang Karo semakin dekat ke Desa Rumah Liang Deliserdang. Selain itu, dengan dibangunnya jalan yang menghubungkan Karo-Deli Serdang itu, tentunya sekaligus mempersingkat jarak tempuh KNIA menuju kawasan wisata Danau Toba, yang berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat kedua Kabupaten ” kata Firdaus.
Menyikapi masukan dari berbagai kalangan itu, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH berkomitmen akan memperjuangkan peningkatan jalan Karo Deli Serdang yang masuk dalam hutan konservasi itu.
Berkaitan dengan jalan tembus itu, Terkelin mengaku pihaknya terbang ke Jakarta bersama anggota DPRD Sumut, untuk melobi pemerintah pusat, supaya usulan dan permohonan kita dapat segera terealisasi.
Direncanakan lanjutan pelaksanaan peningkatan jalan yang tinggal sepanjang 2,2 Km lagi itu, dianggarkan di PAPBD Karo tahun 2019 mendatang.
“Terimakasih atas masukan yang diungkapkan melalui bincang-bincang dan diskusi tanpa direncanakan dikedai kopi ini, semua itu adalah positif dan membawa kemajuan bgai kuta kemulihen Tanah Karo Simalem,” ujar Terkelin. Od-Dam