Begini Sejarah Jalan Tembus Karo-Deliserdang Menurut Tokoh Masyarakat

Bincang-bincang dan diskusi Bupati Karo Terkelin Brahmana SH dengan pelaku sejarah, tokoh budaya Karo, pensiunan PNS dan kalangan DPRD Karo di Kedai kopi Simpang Enam Kabanjahe. ORBIT/Daniel Manik

Kabanjahe-ORBIT : Bincang-bincang sembari diskusi dengan Bupati Karo Terkelin Brahmana SH di Kedai Kopi Purba Simpang Enam Kabanjahe, pelaku sejarah, tokoh budaya dan anggota dewan mengungkap sejarah terjadinya jalan tembus Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo dengan dengan Desa Rumah Liang Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM)  Hulu Kabupaten Deliserdang, Rabu (6/2).

Tokoh yang bincang-bincang dengan Terkelin itu masing-masing, pelaku sejarah Selamat Ginting, Budayawan Sastra Purba dan malem Ukur Ginting, kalangan DPRD Karo Sitepu dan pensiunan PNS Jiwa Tarigan.

Menurut salah seorang pelaku sejarah Pt Em  Selamat Ginting BSc  ST  mantan Kadis PU Karo, 40 tahun lalu semasa awal karirnya sebagai PNS pada tahun 70 an menuturkan sebagaian  sejarah terbentuknya jalan tembus Serdang-Rumah liang,  tidak terlepas dari cerita legenda Karo tentang  Perlanja Sira dan terbentuknya garis dan benteng pertahanan pejuang Karo melawan penjajahan Belanda.

Paska penjajahan Belanda, pastinya tahun 79 pada waktu itu Bupati Karo dijabat Tampak Sebayang dan Bupati Deliserdang Tengteng Ginting secara bersama-sama merencanakan memperbaiki jalan tembus kedua kabupaten itu.

Hal itu bertujuan mempermudah masyarakat Rumah Liang menjual hasil buminya dijual ke Tiga Jumpa Kabupaten Karo, dan sebaliknya jika ada pesta di Rumah Liang, warga desa Serdang tidak kesulitan mengunjungi keluarganya  ke desa Rumah liang.

“Realisasi peningkatan jalan yang dulu akrab disebut dalan Perlanja Sira, terlaksana pada saat Bupati Karo dijabat Rukun Sembiring pada akhir 79 awal tahun 80 an melalui dana bantuan luar negeri (Amarika) yang waktu itu disebut dana CESS. Berdasarkan dana itulah peningkatan jalan terlaksana,” ungkapnya tanpa merinci.

“Bukti adanya peningkatan jalan melalui bantuan dana luarnegeri (CESS) pada masa itu, sampai saat ini masih ada peninggalan dua jembatan kayu yang dibangun  berpondasi beton, lantai  kayu. Saat itu saya ikut yang mengerjakan jembatan itu,” ujar Selamat.

Begitu juga pengakuan Jiwa Tarigan pensiunan PNS yang masih segar dalam ingatannya, pada akhir tahun 70 an ke awal 80 an jalan menghubungkan desa Serdang-Rumah Liang pernah di bangun jembatan untuk memperlancar jalur  lintas kedua desa itu.

“Kalau memang ada rencana pemerintah untuk membangun jalan itu, bahkan sebagian besar  sudah terlaksana  melalui program TMMD dan Kary Bakti TNI AD, saya sangat berterimakasih. Karena melalui jalur itu akses jalan keluar masuk Kabupaten Karo akan semakin banyak guna mengatasi kemacetan arus lalulintas Medan Kabupaten Karo,” ujarnya.

Sementara praktisi budaya Karo Sastra Purba mantan Camat Merek yang juga  tokoh lembaga adat Karo (Lakonta) mengatakan, masih ada sejumlah  saksi sejarah yang   tahu mengenai bahkan ikut terlibat langsung melaksankan peningkatan jalan setapak (Red. Karo perlanja sira ).

Salah seorang di antaranya Matang Purba pensiunan Camat Merek dan  mantan pegawai Bappeda Karo era 1979-an.

“Saya selaku warga Karo, sangat mendukung Pemda  Karo memperjuangkan tembusnya jalan Karo-Deliserdang ini, kami lembaga adat Karo sangat setuju jalan ini diperjuangkan, mengingat zaman dulu sudah ada silaturahmi antar kedua Kabupaten ini dalam bingkai  Merga Silima, Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh,  Perkade-kaden12 tambah sada,” ungkapnya.

Begitu juga Anggota DPRD Firman Firdaus Sitepu SH, mengaku pihaknya  mendukung penuh  terbosan Pemkab Karo bersama anggota Komisi D DPRD Sumut  memperjuangkan peningkatan jalan tembus Karo-Deliserdang  ke pemerintahan pusat.

“Ini harus kita dukung sebab dengan terhubungnya kedua antar Kabupaten membuat akses Desa Serdang Karo semakin  dekat ke Desa Rumah Liang  Deliserdang. Selain itu, dengan dibangunnya jalan yang menghubungkan Karo-Deli Serdang itu, tentunya sekaligus mempersingkat jarak tempuh KNIA menuju kawasan wisata Danau Toba, yang berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat kedua Kabupaten ” kata  Firdaus.

Menyikapi masukan dari berbagai kalangan itu,  Bupati Karo Terkelin Brahmana SH berkomitmen akan memperjuangkan peningkatan jalan Karo Deli Serdang yang masuk dalam hutan konservasi  itu.

Berkaitan dengan jalan tembus itu, Terkelin mengaku pihaknya terbang ke Jakarta bersama anggota DPRD Sumut, untuk melobi pemerintah pusat, supaya usulan dan permohonan kita dapat segera terealisasi.

Direncanakan lanjutan pelaksanaan peningkatan jalan yang tinggal sepanjang 2,2 Km lagi itu, dianggarkan di PAPBD Karo tahun 2019 mendatang.

“Terimakasih atas masukan yang diungkapkan melalui bincang-bincang dan diskusi tanpa direncanakan  dikedai kopi ini, semua itu adalah positif dan membawa kemajuan bgai kuta kemulihen Tanah Karo Simalem,” ujar Terkelin. Od-Dam