Medan  

BPBA dan BPBD Galus Sosialisasi Desa Tangguh Bencana

BPBD Gayo Lues usai menggelar rapat. (orbitdigitaldaily.com/Putra)

GAYO LUES-Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gayo Lues (BPBD Galus) menggelar acara sosialisasi pilot projects Desa Tangguh Bencana (Destana) selama satu hari di Aula Hotel Nusa Indah Kute Lintang, Blangkejeren, Rabu (2/10/2019).

Kepala BPBD Kabupaten Gayo Lues melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Hendra menyampaikan, situasi kejadian bencana dan kenyataan luasnya cakupan wilayah Indonesia, khususnya Aceh yang memiliki berbagai ancaman dan frekuensi kejadian bencana yang meningkat, Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah inisiatif guna mengurangi risiko bencana.

Hendra menerangkan, secara geografis, Gayo Lues merupakan daerah yang berada di lembah gunung Leuser, menjadikan daerah ini mengalami bencana longsor dan banjir bandang.

Ia melanjutkan, selaku kepala pelaksana BPBD Gayo Lues sangat menyetujui dan mendukung komitmen pemerintah Aceh terhadap pelaksanaan kegiatan sosialisasi pilot projects Desa Tangguh Bencana.

“Desa tangguh bencana bertujuan untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko bencana di daerah tersebut, khususnya dalam hal mengantisipasi bencana yang sering terjadi di kabupaten Gayo Lues seperti longsor dan banjir. Diharapkan dengan adanya desa tangguh bencana ini masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dan mempercepat memulihkan diri ketika terjadi bencana,” ujarnya.

Ia menyebut, kegiatan yang dilaksanakan hari ini sebagai salahsatu upaya melatih dan membekali masyarakat, agar memiliki kemampuan menyampaikan pengetahuan tentang kerangka kerja desa tangguh bencana dan menyebarluaskan informasi tentang penerapan kegiatan desa tangguh bencana.

“Ada empat indikator kunci desa tangguh bencana yaitu, 1 penguatan kualitas layanan dasar, 2 penguatan pengelolaan risiko bencana termasuk didalamnya adaptasi perubahan iklim melalui proses pemberdayaan masyarakat, 3 sistem koordinasi dalam pengelolaan risiko bencana, 4 penguatan sistem Kesiapsiagaan untuk mendukung kegiatan tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Keempat indikator kunci tersebut secara teknis akan dijelaskan oleh para narasumber kita hari ini,” jelasnya.

Reporter: Putra