Gayo Lues-ORBIT: Wakil Bupati Gayo Lues (Wabup Galus) H Said Sani membuka acara kajian dan advokasi MoU Helsinki dan UUPA, di Ruang Oproom Setdakab Gayo Lues, Rabu (26/6).
Said Sani dalam arahannya menyampaikan, perkembangan informasi yang semakin pesat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap politik bangsa.
“Dengan puncak beberapa daerah menginginkan berpisah dari NKRI dengan alasan ketidakadilan. Hal tersebut sama dengan yang pernah dialami Pemerintah Aceh beberapa tahun yang lalu,” katanya.
Namun hal tersebut diperbaiki dengan penerapan Otonomi Khusus terhadap beberapa daerah, dan salah satunya adalah Aceh, dalam Otonomi Khusus.
Ada beberapa kelebihan Aceh dalam UU No 11 tahun 2006 diantaranya pelaksanaan syariat Islam, penerapan adanya Wali Nanggroe, pengesahan lambang daerah, pengembangan parpol lokal, dan sebagainya.
Dengan berkaca ke undang-undang tersebut bisa dilihat, perkembangan dan fungsi otonomi khusus terhadap Aceh, serta dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat. Tentunya diperlukan mengkaji ulang kembali MoU dan menerangkan langkah hukumnya.
“Dengan acara ini kita harapkan dapat memberikan manfaat untuk menjaga situasi Aceh tetap kondusif hingga bisa menjadi Aceh hebat dan bermartabat serta bersyariat,” jelas Said Sani.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Pengkajian dan Advokasi MoU dan UUPA, Sanusi mengatakan, tim ini dibentuk untuk meneliti sejauh mana perkembangan dan dampak dari MoU Helsinki dan UUPA di berbagai daerah di wilayah Aceh.
“Dalam kajian ini nantinya akan diketahui sejauh mana dampak MoU Helsinki dan UUPA di daerah, kajian ini nantinya diawali dengan pengambilan sampel penelitian dengan cara mengisi lembaran kuisioner dengan cara menceklis di kolom yang tersedia, dengan langkah ini nantinya kita berharap akan ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk tujuan yang lebih baik,” tambahnya. On-Put
