Galakkan Gerakan Kembali ke Meja Makan

Deputi KS/PK BKKBN, Dr dr M Yani, M.Kes didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumut Drs Temazaro Zega, M.Kes (kiri) serta Kasubbag Umum dan Humas Ari Armawan S.Kom (orbitidigitaldaily.com/Diva Suwanda)

LABURA – Kehadiran revolusi Industri 4.0 saat ini memberikan dampak pada perubahan lingkungan strategis yang mempengaruhi peran keluarga, masyarakat dan dunia pendidikan dalam menumbuhkan karakter bangsa. 

Era industri 4.0 memiliki potensi luar biasa, bahkan sampai urusan pribadi hingga bangsa. Dalam era ini, keluarga dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang dan mempengaruhi anggota secara struktural maupun kultural.

Industri generasi keempat ini bahkan telah mendistrupsi perilaku individu bahkan institusi secara kolektif.

Dengan peringatan Hari Gerakan Keluarga Nasional (Haganas) ke 26 tahun 2019 ini, masyarakat diimbau untuk menggalakan Gerakan Kembali ke Meja Makan.

“Dengan momentum Harganas ke 26 Tahun 2019 kita mengambil tema ‘Gerakan Kembali ke Meja Makan’. Harapannya agar anggota keluarga secara bersama-sama melakukan aktivitas yang mengarah pada nuansa kebersamaan,”ungkap Deputi Keluarga Sejahtera/Pemberdayaan Keluarga (KS/PK) BKKBN, DR dr M Yani, M.Kes pada perayaan puncak Harganas di Labura, Sumatera Utara (Sumut), Kamis (5/9/2019).

Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk juga menggalakkan Gerakan 1821.

“Gerakan 1821 maksudnya tidak melihat media sosial dan TV pada pukul 18.00 – 21.00. Maksud dan tujuannya agar anggota keluarga secara bersama-sama melakukan aktivitas yang mengarah pada nuansa kebersamaan. Semua program itu sejatinya untuk mewujudkan terciptanya ketahanan keluarga,” tambahnya.

Peringatan Harganas ke 26 dengan tema Hari Keluarga, Hari Kita Semua dan dengan slogan Cinta Keluarga, Cinta Terencana diharapkan jadi momentum keluarga Indonesia untuk berupaya meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

“Tujuannya agar dapat menghasilkan generasi yang berkualitas,” kata Yani.

Menurut Yani, peringatan Harganas tahun ini mengedepankan keikutsertaan keluarga dengan mencerminkan penerapan 4  pendekatan ketahanan keluarga, yakni keluarga berkumpul, keluarga berinteraksi, keluarga berdaya dan Keluarga peduli dan berbagi.

Ia juga menyampaikan, Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) secara kuantitas dan kualitas cukup menggembirakan.

“Rata-rata Wanita Usia Subur melahirkan (TFR) dari 6,7 pada tahun 1970 menjadi 2,4 pada tahun 2018. Ini rata-rata jumlah anak setiap Wanita Usia Subur 2-3 orang anak,” katanya.

 Secara kualitas penggunaan alat kontrasepsi sudah banyak yang menyukai Metode Jangka Panjang untuk mengatur jarak kelahirannya.

Disamping itu kegiatan-kegiatan dalam upaya meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga terus berkembang di masyarakat. “Keberhasilan tersebut tentu berkat komitmen yang kuat para pemangku kepentingan dengan para mitra kerja BKKBN,” terang Yani lagi.

Sebagaimana diketahui setiap tanggal 29 Juni telah kita peringati sebagai Hari Keluarga Nasional sejak tahun 1993.

Pemerintah menyadari pentingnya keluarga dalam membangun suatu bangsa, keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak bangsa dan kehidupan bernegara.

Karena setiap keluarga memiliki fungsi, yang disebut 8 fungsi keluarga diantaraya; Fungsi Agama, Fungsi Cinta Kasih, Fungsi Perlindungan, Fungsi Ekonomi, Fungsi Pendidikan, Fungsi Reproduksi, Fungsi Sosial Budaya dan terakhir fungsi Lingkungan.

“Melalui 8 fungsi keluarga itulah diharapkan setiap keluarga mengetahui, memahami dan melaksanakan, setiap fungsi tersebut. Melalui 8 fungsi keluarga bila diimplementasikan demi generasi Indonesia yang memiliki karakter,” pungkasnya. (Diva Suwanda)