Singkil-ORBIT: Lembaga penggiat lingkungan Kota Subulussalam, yang tergabung dalam Komunitas Pemuda Pecinta Alam (Komppas) menolak keras rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di aliran Sungai Lae Souraya.
Penolakan pembangunan PLTA ini terus bergulir dari sejumlah kalangan, terkait pembangunan PLTA oleh konsorsium perusahaan PT Adien-Hyundai, Kota Subulussalam. Termasuk warga yang berada di bantaran Sungai Lae Souraya.
Ketua Komppas, Amri Purnama, mengatakan, mereka menolak keras rencana pembangunan PLTA tersebut. Lantaran, bendungan raksasa yang akan dibangun untuk pembangkit listrik ini akan dibangun di wilayah hutan lindung dan areal Kawasan Ekosistem Leuser.
Sehingga dipastikan akan merusak lingkungan dan ekosistem yang ada. “Kami sepakat untuk menolak rencana ini, karena sebenarnya ini tanggungjawab semua pihak untuk menolaknya,” kata Amri.
Hal senada juga disampaikan Roni Rahendra Pembina Komppas Subulussalam. Menurutnya, tak ada alasan apapun yang bisa membenarkan rencana pembangunan ini. Karena akan berpotensi mengganggu dan merusak lingkungan hidup.
“Kami berharap pihak Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) dan Kementerian Lingkungan Hidup tidak mengubah zonasi untuk memuluskan rencana konyol ini.
“Tolong, kita semua harus pikirkan masa depan anak cucu kita, dengan listrik yang ada saat ini saja kita sudah bisa hidup layak, tapi dengan alam yang rusak kita semua akan tamat,” ucap Roni kepada Orbitdigitalmelalui telpon selularnya, Senin (1/7/2019).
Di samping itu, Roni bahkan menyebut pihaknya siap menjadi yang di depan untuk menolak bila memang rencana ini nanti tetap akan direalisasikan.
“Kami tolak keras, kami menilai ini berpotensi merusak ekosistem, jadi apapun alasannya kami tetap akan katakan tidak untuk rencana ini,” tegas Roni. (Ao-09/10)