Kabanjahe-ORBIT: Bupati Karo Terkelin Brahmana kembali ingatkan Camat Simpang Empat Amsah Peranginangin supaya menegur eksportir atau pemilik gudang yang mencuci wortel di pinggir jalan, tidak sembarangan membuang limbah ke badan jalan, tetapi melalui saluran parit yang dibuat oleh PUPR sementara berupa parit buatan.
Hal itu dikatakan Bupati karo Terkelin Brahmana saat meninjau jalan rusak Desa Surbakti Kecamatan Simpang Empat, Jumat (4/4) siang.
Dalam peninjauan itu Bupati turut didampingi Kadis PU PR Ir Paten Purba, Kabid Bina Marga Hendar Mitchon Purba dan Camat Simpang Empat Amsah Peranginangin.
Menurut Terkelin, pihaknya sudah dua kali meninjau jalan yang rusak itu, terakhir sudah diturunkan alat berat laoder untuk membersihkan endapan tanah di kiri dan kanan bahu jalan, sebab selama ini faktor jalan ini rusak akibat tidak adanya saluran parit dan gorong-gorong, sehingga semua limbah maupun sampah berserakan ke tengah jalan.
“Dulu sudah kita ingatkan camat supaya berkoordinasi dengan pihak pencucian agar pembuangan air cucian wortel tidak sembarangan dibuang, akan tetapi melalui saluran parit yang dibuat oleh PUPR sementara berupa parit buatan,” jelas dia.
Ternyata, fakta di lapangan setelah jalan di laoder, menurut laporan ada masyarakat setempat saluran gorong-gorong parit yang dibuatkan oleh pihak PUPR ditutup dengan cara menyumbat dengan tanah. “Sehingga air kembali mengalir tidak pada tempatnya, efeknya air meluber ke badan jalan, sehingga berdampak kepada kerusakan jalan yang semakin parah,” tandas Terkelin.
“Mulai hari ini, diminta kepada camat, lakukan koordinasi dengan masyarakat bersama kepala desa tentang pentingnya saluran parit, agar jalan tidak semakin rusak parah, kalau sudah begini, yang disalahkan pasti pemerintah, diharapkan camat dan kades berperan melakukan pendekatan kepada masyarakat,” harap bupati.
Kepala PUPR Ir Paten Purba melalui Kabid Bina Marga Hendra Mitcon menjelaskan, sudah membersihkannya agar sementara waktu air hujan maupun air cucian wortel dari pengusaha simpang Desa Surbakti dapat mengalir.
“Hari demi hari, masyarakat Desa Surbakti melakukan penimbunan di depan jalan rumahnya atau jalan ke ladangnya, akhirnya dampak ini air sekarang sudah meluber ke badan jalan, walaupun tidak musim hujan sering air ke badan jalan, sebab air yang mengalir itu berasal dari cucian wortel, menambah kerusakan jalan menjadi parah,” keluhnya
Camat Simpang Empat Amsah Perangin tidak menampik ketidaktaatan warganya dalam menyikapi kerusakan jalan akibat ulahnya sendiri berupa air cucian wortel yang tidak mengalir pada tempatnya, maupun saluran parit yang dibuat oleh dinas PUPR ditimbun warga desa itu sendiri.
“Ini sudah sering saya kordinasikan dengan Kades Surbakti Bahtera Ginting, terkait ulah warga ini, namun sampai saat ini belum ada informasi dan penyelesaian yang dilaporkan kepala desa kepada saya, ke depan akan kita coba lebih perauasif lagi, agar masyarakat tidak mengalihkan air yang mengalir ke badan jalan, dengan cara menutup saluran parit depan ladangnya atau kedainya, ini upaya ke depan,” ujarnya.
Jika upaya pendekatan tetap gagal, selanjutnya saya akan berkordinasi dengan satpol PP untuk melakukan penindakan pengusaha-pengusaha bandel yang tidak peduli akan lingkungan. Od-23