Ketua Paguyuban Turonggo Seto Dodi Susilo, Ajak Anak untuk Jauhi Narkoba

Pangkalan Brandan-ORBIT: Cita-cita Dodi Susilo terbilang cukup mulia. Pria kelahiran Pangkalan Brandan 23 Maret 1969 membuat berbagai macam kegiatan atraksi untuk anak-anak Sekolah Menengah Atas (SMA) dan anak yang putus sekolah agar tidak terjerumus dalam dunia narkoba.

Ayah tiga anak itu Resty Artika, Riska Amelia dan Risma Aulia mengatakan impian besarnya mendirikan Panguyuban Turonggo Seto dilakukan melihat banyaknya anak-anak muda termasuk anak sekolah terjerat dalam pergaulan bebas termasuk narkoba, merokok dan mencuri.

“7 Tahun lalu saya sangat prihatin melihat anak-anak muda di Kelurahan Alur Dua, Kecamatan Sei Lepan, Langkat. Saya melihat ada anak sekolah ikut ke dalam pergaulan bebas termasuk narkoba, merokok dan mencuri. Kemudian atas keprihatinan tersebut saya mendirikan sebuah paguyuban untuk mendidik dan melatih anak-anak sekolah kelas 2 dan 3 untuk bermain berupa atraksi. Namun kegiatannya dilaksanakan di luar jam sekolah,” kata Ketua Paguyuban Turonggo Seto Dodi Susilo kepada Orbit, Minggu (3/3).

Disebutkan pria asal Pasuruan Jawa Timur itu, arena bermain yang akan dibuatnya untuk melatih anak muda sangat banyak. Ada bermain kuda kepang, debus. Kemudian ada permainan jalan di api, nyebur di api dan permainan bambu gila.

“Permainan yang saya ajarkan kepada anak-anak tidak hanya kuda kepang saja. Ada permainan debus (menggunakan alat senjata tajam). Permainan itu dibuat supaya warga yang menyaksikan hiburan tidak bosan,” ungkap pria yang sehar-hari mengobati orang.

Dodi juga menceritakan, Paguyuban Turonggo Seto 7 tahun lalu tepatnya tanggal 1 Mei 2012 sudah banyak anak-anak yang diajarkan untuk bermain. Dan kata dia banyak yang sudah lulus dan bekerja di tempat lain.

“Sudah banyak juga. 2 tahun terakhir ada 80 orang yang diajari untuk bermain. Ada perempuan dan ada laki-laki. Kalau laki-laki untuk atraksi, kemudian perempuan untuk bermain gendang dan menari. Perempuan yang menari itu untuk menampilkan tarian etnis atau suku yang ada di Sumut. Ada tarian melayu, tari Karo dan juga Batak,” ungkapnya.

Ia juga menceritakan anak-anak yang dibinanya dari berbagai tempat. Ada anak Sungai Sei Bilah, Batang Selemak, Besitang, Alur Dua dan Securai.

“Anak-anak yang kumpul di sini dari berbagai tempat. Jahat semua, ngelem semua. Ada anak Sungai Sei Bilah, Batang Selemak, Besitang, Alur Dua dan Securai. Mereka saya
hadirkan di tempat saya agar mereka terhindar dari pelaku mencuri, yang suka berantam. Intinya mereka dulu mereka yang jahat kini telah menjadi baik,” ungkapnya.

Dodi mengatakan, capaian paguyubannya selama dipimpinnya lumayan baik. Kata dia, anak paguyubannya sudah pernah melakukan atraksi di di luar Kecamatan Sei Lepan.

“Belum lama ini anak-anak sudah menampilkan antraksi di Kota Pinang Rantau Parapat. Kami waktu itu diundang warga untuk menampilkan acara atraksi. Dalam waktu dekat kami juga akan ke luar daerah. Kami diudang oleh para caleg tapi kami hanya untuk memeriahkan saja,” ungkapnya.

Meski demikian, untuk semua kegiatan yang sudah dilakukannya belum pernah sekalipun dibantu oleh pemerintah. Baik dari kabupaten, kecamatan maupun keluarahan. “Saya harus jujur katakan, kami masih menggunakan modal sendiri. Belum pernah dibantu oleh pemerintah,” katanya.

Ia mengaku proposal yang dibuatkan pernah ditolak oleh pemerintah. Meski demikian, Dodi tidak menyerah. Dukungan dari perorangan dan hasil atraksi dijadikan sebagai modal agar paguyuban di bawah Pandal Langkat H Supardi tetap eksis.

“Mungkin tahun ini mudah-mudahan kami dapat. Kemarin dalam Musrenbang sudah dianggarakan lurah. Namun kita belum tau apakah berhasil atau tidak,” terangnya.

Di akhir wawancara, pria asal Pasuruan Jawa Timur berharap anak-anak didiknya tetap tekun belajar supaya menjadi anak yang baik. Kepada Pemerintah, Dodi juga berpesan agar paguyuban yang hingga saat ini eksis mohon diberikan bantuan. Tujuannya kata dia, agar tempat anak-anak menimba ilmu di luar sekolah tetap ada.

“Kalau saya ditanya harapannya sebenarnya sangat banyak. Terutama soal dukungan pemerintah. Untuk anak didik saya berharap tetap mandiri,” harapnya. Or-05