Aceh  

Kiprah PGRI Sebagai Advokasi, Kompetensi dan Kesejahteraan Guru

Ketua PGRI Aceh Singkil Muhammad Najur bersama pengurus lainnya

ACEH SINGKIL| Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merupakan wadah tenaga kependidikan dan guru di Aceh Singkil. PGRI hadir ditengah-tengah masyarakat sebagai pendorong derap pembangunan sumber daya manusia khususnya anak didik di jenjang usia sekolah, mulai tingkat pendidikan anak usia dini, dasar hingga menengah.
Termasuk pendidikan umum dan agama yang menaungi lebih dari 3.707 guru dan tenaga kependidikan di Aceh Singkil, berdasarkan data GTK jenjang sekolah dan status kepegawaian.

PGRI adalah organisasi profesi yang beranggotakan para guru maupun tenaga pendidik di Indonesia. PGRI berdiri pada 25 November 1945 yang juga diperingati sebagai Hari Guru Nasional (HGN) .

Sejarah berdirinya PGRI berawal dari masa penjajahan Belanda. Pada 1912, berdiri organisasi perjuangan guru-guru pribumi bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Organisasi ini beranggotakan guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah. Mereka kebanyakan bekerja di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua, kata Ketua PGRI Aceh Singkil M Najur saat berbincang dengan orbitdigitaldaily.com, Selasa (3/8/21), yang sedikit mengisahkan perjuangan berdirinya PGRI hingga kiprahnya ditengah-tengah masyarakat sebagai ujung tombak pendidikan di Aceh Singkil.

Katanya, PGRI Aceh Singkil terbentuk atas dasar amanah AD-ART PGRI dan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam prakteknya guru merupakan ujung tombak dunia pendidikan dan berhak menerima dan mendapatkan kompetensi dasar dalam peningkatan mutu pendidik menuju Aceh Singkil yang cerdas, sehat dan sejahtera sesuai dengan visi misi pemerintah kabupaten Aceh Singkil.