MEDAN – Sebanyak 1.030 anak yatim piatu memenuhi Masjid Agung Medan, Minggu (15/9).
Hari itu pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Agung berbaur dengan para anak yatim dalam merayakan Hari Asyura yang diperingati setiap 10 Muharram.
Ketua Panitia H Mahmuzar Dharma Nasution (Totok) mengemukakan momentum ini juga doa syukuran dimulainya pemasangan kubah baru perluasan Masjid Agung yang menaranya tertinggi nomor 2 di dunia setinggi 199 meter.
“Kita juga memohon doa keselamatan terhadap Ketua Bidang Kemakmuran BKM Agung, H Yuslin Siregar yang akan menjalani pengobatan khusus untuk kesehatannya,” ujar Mahmuzar, kemarin.
Ia mengatakan, santunan dan jamuan 1.030 anak yatim ini berasal dari para donatur pengurus BKM Agung diantaranya H Yuslin Siregar, H Indra Utama, H Mahmuzar Dharma, Musa Idishah, H Donald Sidabalok, H Suryadi Bahar, Hendra DS, H Suhardi, HT Sulaiman dan lainnya.
Peringatan Hari Asyura atau yang dikenal juga sebagai hari rayanya anak yatim, kata Mahmuzar, memang salahsatu agenda pengurus BKM Agung untuk dirayakan bersama.
Untuk tahun ini, pengurus BKM Agung, bekerjasama dengan Yayasan Forum Peduli Anak Yatim Sumut merayakan Hari Asyura dengan 1.030 orang anak yatim yang berasal dari Kota Medan.
Kegiatan ini diawali dengan Shalat Ashar berjamaah di Masjid Agung. Kemudian pengurus BKM bersama dengan para anak yatim dan jamaah Masjid Agung melaksanakan tahlilan dengan memanjatkan doa.
Dipanjatkan doa kepada Allah SWT agar memudahkan penyelesaian pembangunan Masjid Agung yang saat ini sudah pada tahap pengerjaan kubah masjid.
Sementara itu, Ketua BKM Agung Impun Siregar, mengatakan bahwa menyemarakkan 10 Muharram dengan memberikan santunan kepada anak yatim merupakan anjuran agama Islam.
“Insha Allah kegiatan seperti ini akan terus dilakukan. Semoga Allah memberikan rezeki yang berkah kepada para donatur,’’ katanya.
Impun berharap kepada para anak yatim untuk dapat memanfaatkan apa yang telah diberikan oleh pengurus BKM Agung dengan sebaik-baiknya.
Ia juga mengingatkan para anak yatim untuk terus giat belajar, menuntut ilmu dengan baik.
‘’Jangan berkecil hati menjadi anak yatim piatu. Karena Nabi Muhammad SAW pada usia enam tahun sudah menjadi yatim piatu,’’ terang Impun Siregar. (Rel)