Tobasa-ORBIT: Kurangnya pemahaman kaum petani di wilayah Kabupaten Toba Samosir tentang informasi teknologi model jajar legowo membuat mereka tetap mempertahankan sistem tanam pola lama.
Hal itu diungkapkan Kepala Balai Penyuluh Kecamatan (BPK) Siantar Narumonda (Sinar), Mangara Sihombing saat dihubungi melalui ponselnya pada Kamis (21/3/2019) pagi.
Selain kurangnya pemahaman para petani terhadap pola tanam jajar legowo itu, salah satu faktor lainnya yang membuat mereka ogah yakni adanya perasaan sayang terhadap lahan kosong yang ada di antara jajaran padi yang ditanam.
“Mereka (para petani) merasa sayang melihat ada sebidang tanah di sawahnya yang kosong. Padahal sebenarnya justru itulah faktor pendukung membuat produksi padi meningkat,” cerita Mangara.
Diakuinya, dalam hal sistem tanam masih banyak petani yang bertanam tanpa jarak tanam yang beraturan. Padahal dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar dalam hal ini adalah sistem tanam jajar legowo akan diperoleh efisiensi dan efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya.
Cara tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik penanaman padi yang dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan dalam aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Selain itu sistem tanam jajar legowo juga meningkatkan jumlah populasi tanaman dengan pengaturan jarak tanam.
Dengan sistem i nim tanaman dapat memanfaatkan radiasi surya bagi tanaman pinggir, tanaman relatif aman dari serangan tikus karena lahan lebih terbuka, menekan serangan penyakit karena rendahnya kelembaban, populasi tanaman bertambah 30 %, pemupukan lebih efisien, pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah.
“Maka, untuk mengubah perilaku para petani agar mau melakukan penanaman padi dengan sistem jajar legowo perlu dikenalkan keseluruhan tipe jajar legowo dan tujuan serta manfaatnya sehingga para petani mau melakukan dan dapat memilih tipe jajar legowo apa yang akan digunakan,” urai Mangara.
Memang pada awal penggunaan sistem ini akan terasa berat dan lama lantaran belum terbiasa. “Namun hasil yang diperoleh nantinya sangat menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani itu sendiri,” pungkasnya. Od-BT