Aceh Timur-ORBIT: Warga Srimulya Kecamatan Peunaron, Aceh Timur protes pengerasan jalan Srimulya Bidari. Warga keberatan dengan material timbunan yang digunakan.
Protes itu dilontarkan oleh pemuda setempat Ari Rusmawanto dan Samsudin kepada Orbitdigitaldaily.com, Senin (21/1/2019).
Mereka mengatakan jalan itu tetap berlumpur lekat dan becek saat hujan turun, padahal Desember 2018 lalu baru saja dilakukan pengerasan jalan yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) 2018.
“Kita harap jalan ini dapat dilintasi warga Srimulya saat hujan. Tetapi tidak, karena lumpur melekat di sepeda motor kami dan licin, ini karena material timbunan lebih banyak tanah daripada batu yang di buat oleh kontraktor,” katanya.
Kondisi jalan itu katanya, sudah dikeruk bagian sisi kiri kanan jalan, mulai dari jembatan DK 1 hingga Gampong Srimulia jarak nya sekitar 10 kilometer, kemudian sekitar 3 kilometer jalan ditimbun menggunakan tanah bercampur batu.
“Lumpur di jalan ini lengket saat hujan, maka itu perlu ditambah meterial batu bukan tanah agar mudah dilintasi, jika seperti ini percuma ada proyek perngerasan jalan. Kita harapkan kontraktor kembali menambah material batu,” katanya.
Ilham Akbar, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Doka saat dihubungi di nomo 08526191xxxx tidak memberikan jawaban. On-Ard