Makam Tua Nipah Larangan, Konon Dulu Perkampungan yang Kini ‘Angker’

Makam Tua di Tengah Perkebunan sawit Pesisir, menurut warga sekitar makam tersebut adalah seorang Ulama Bernama Tuan Ku Syeh Abdul Hamid

LANGKAT | Paluh Punggur dan Paluh Tiram mau pun Nipah Larangan, katanya daerah pesisir tersebut dulunya adalah perkampungan masyarakat berasal dari negeri jiran Malaysia (Pahang), konon katanya ketika itu hijrah dari malaysia ke Kabupaten Langkat.

Meeka datang menggunakan kapal tongkang pada sekira tahun 1800 -1900 dua gelombang hijrah dari Malaysia ke Kabupaten Langkat dan menempati Kampung Perlis Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Ketika itu Pulau Perlis atau Desa Perlis terdapat sumber air panas Zaman Belanda dan layak dijadikan Kampung.

Kedatangan pertama rombongan warga Malaysia ke Kampung perlis tersebut dipimimpin oleh Tuanku Kalifah Nyak Piah, Khalifah Abdul Hamid dan dan disambut oleh Tuanku Kalifah Nyak Haris atau Tuanku Kalifah Abdul Haris, meraka minta izin terlebih dahulu pada paduka Sultan Langkat, kata Tok Adok dan Andong Re’ah sebelum wafat pada usia 110 tahun .

Dulu katanya perkampungan warga sekarang sudah jadi perkebunan sawit dan daerah itu termasuk daerah Pesisir Desa Teluk Meku perbatasan dengan Laut Selat Melaka, konon katanya tempat itu sangat angker (Nipah Larangan) dan Paluh Tiram terdapat makam tua.

Disebut sebut makam tersebut telah ditumbuhi pohon jeruk purut dan batu batu mangga tersusun rapi, konon katanya makam tersebut adalah makam seorang ulama di masa itu.

Lokasi kuburan tua yang diangga keramat yang diketahui oleh warga sekitar bertempat di wilayah Paluh Tiram. Konon katanya itu adalah tempatnya tinggal kampung tokoh agama yang dikenal bernama Tuanku Syeh Abdul Hamid, sebut warga sekitar.

Kuburan Keramat

Menurut Jumaris, konon Paluh Tiram itu dijadikan tempat perkampungan warga Desa Teluk Meku dengan menanam padi dan sayur sayuran.

“Jaman dulu Paluh Tiram adalah tempat perkampungan warga Desa Teluk Meku, yang membuka perkampungan adalah orang yang berasal dari Desa Perlis, termasuk areal Paluh Punggur. Namun begitu adanya wabah hama menyerang taman padi milik warga, mereka berangsur -angsur meninggalkan Paluh Tiram,” cerita Jumaris mengenai keadaan lokasi keramat pada awak media.

Makam keramat satu satunya yang terpencil terletak di lokasi perkebunan sawit seluas sekitar 300 hektar, berada di Desa Teluk Meku Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat, tempatnya persis di belakang perkampungan Desa Teluk Meku wilayah Dusun 6 Turing.

Dikisahkannya, Paluh Punggur itu juga dulu perkampungan mereka, melalui Paluh Tiram. Kalau menurut cerita dari orang orang tua, sebelum dibuka jadi perkampungan, di Desa Teluk Meku ini ada 2 keramat, namanya Nipah Larangan dan Kuwala Sungai Lepan.

Terlihat di lokasi itu hanya terdapat satu kuburan, dikelilingi batu – batuan kecil dan seonggok batu besar dan terdapat tanaman pohon jeruk purut dan kain -kain putih yang telah usang menyelimutinya, ada nisan menjadi pertanda adanya makam yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat.

Reporter : Muslim Yusuf