Malang Bayi Elifa, Sempat Dioperasi di RS Mitra Sejati, Kini Ususnya Keluar

Elifa Shahia anak pasangan Abdul Rahman dan Yusni Putriani yang butuh bantuan dermawan. (orbitdigitaldaily.com/Tonijer Hutagalung)

MEDAN – Memprihatinkan, Elifa Shahia, butuh bantuan dermawan.

Bayi perempuan berusia dua tahun itu saat ini hanya bisa tertidur, tak mampu berbuat banyak.

Hal memilukan ketika anak pasangan Abdul Rahman dan Yusni Putriani Hasanah sesekali menahan sakit akibat kondisi ususnya yang berada di luar.

Alhasil, setiap gerak-geriknya harus dibatasi. Kedua orangtuanya yang merupakan keluarga kecil dengan kondisi ekonomi lemah tak mampu berbuat banyak.

Yang disayangkan, tenaga medis belum berani mengambil tindakan terhadap Elifa.

Menurut pihak RSUP Adam Malik Medan, rumahsakit yang sejatinya menangani Elifa, berat badannya kurang sehingga belum bisa dioperasi.

“Anak saya ini tertunda operasinya. Menurut pihak rumah sakit timbangan badan sesuai umur bukan tinggi badan. Jika timbangan berat badan anak saya sudah 15 kg baru bisa ditangani dokter lagi,” ujar Abdul Rahman, ayah Elifa Kamis (2/4/2020).

Abdul Rahman didampingi istrinya menjelaskan, awal penyakit yang diderita anaknya itu adanya benjolan dalam usus.

Kemudian, lebaran 2019 lalu anaknya itu mengalami mual dan muntah tanpa henti.

“Apa saja yang dimakan pasti muntah. Jadi kami bawalah berobat ke dokter anak hingga di rujuk ke RSU Kotacane. Ternyata ada kelainan benjolan dalam usus. Karena usus terjepit dan tak sanggup menangani dirujuklah ke RS Mitra Sejati Medan malam itu juga, “katanya.

Selanjutnya, sambung Abdul Rahman, berselang seminggu kemudian tim dokter langsung melakukan tindakan operasi dengan dua pilihan.

Yang pertama, sambung di dalam dan kedua ususnya dikeluarkan selama 2-3 bulan baru dinormalkan kembali.

“Kami heran setiap kami datang kontrol, tak pernah dokternya yang menangani memeriksa lagi bagaimana kondisi bayi. Terakhirnya setelah hasil foto operasi di cek dokter Iqbal, kami terkejut. Tiba-tiba dokter Iqbal garuk-garuk kepala, sepertinya ada yang salah. Dan seketika itulah nomor HP saya diminta dokter untuk komunikasi selanjutnya, “ungkapnya.

Bingung Dokter Tak Berkabar

Mirisnya, kata Abdul Rahman, sebulan kemudian tak ada lagi kabar dari dokter.

Anehnya kalau di telepon katanya lagi sibuk, luar kota dan luar negeri. Padahal kami sangat butuh informasi perkembangan anak kami.

“Tanpa kami sadari, dari bekas operasi sebelumnya keluarlah usus anak saya. Awalnya cuma dua garis jari tapi lama kelamaan makin menjulur keluar. Saat itu juga kami larikan ke RS Mitra Sejati, tapi karena keterbatasan alat maka dirujuk lagi ke RS Adam Malik, “ujarnya sedih.

Berikutnya, pihak RS Adam Malik melakukan pemeriksaan dan foto. Namun kata dokter operasi belum bisa dilakukan berhubung timbangan bayi belum seimbang dengan umur.

Padahal menurut orangtua bayi, seharusnya dokter berpatokan pada tinggi badan dengan berat badan.

“Sebulan kemudian kami disuruh datang, tapi karena berat badan anak saya belum mencapai seperti yang diharapkan dokter. Makanya beginilah kondisi anak saya saat ini, semoga pemerintah peduli dengan nasib kami orang lemah, “tutupnya.

Sementara, Ketua Tim Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera (YPPS) Uba Pasaribu menyebutkan, sebelumnya bayi malang itu sudah pernah dioperasi di salahsatu rumah sakit swasta di Medan.

Tetapi penangannya kurang profesional hingga jahitannya lepas kembali.

“Sebelumnya sudah pernah dioperasi tapi jahitannya lepas lagi hingga dirujuk ke RS Adam Malik Medan. Itulah rumitnya birokrasi di Sumut ini, orang lemah sering diabaikan, “ujar Uba Pasaribu usai menjenguk Elifa Shahia di Jalan Musyawarah C, Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei tuan, Kabupaten Deliserdang.

Mirisnya, kata Uba, pejuang kaum marjinal mengungkapkan pihak keluarga terpaksa beli plsatik kiloan untuk dipoles pengganti kain kasa karena mereka sama sekali tak punya uang untuk keperluan anak keduanya itu.

“Anak ini butuh perhatian uluran tangan para dermawan agar bisa kembali sehat pulih sebagaimana biasa. Jangan ragu untuk saling membantu bagi sesama yang sedang membutuhkan, “jelas Uba Pasaribu.

Uba Pasaribu berharap, jika ada pihak yang berempati silahkan bantu seikhlasnya melalui penggalangan donasi Rek BRI 530301 032970537 dengan kode transper 02 atau konfirmasi nomor Whatshap 0821 6538 8682.

Reporter: Toni Hutagalung