ACEH SELATAN | Dalam upaya memperkuat sinergi antara sekolah dan orang tua, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Aceh Selatan menggelar temu ramah Kepala Madrasah dengan Wali Siswa Kelas X sekaligus Sosialisasi Peraturan dan Tata Tertib Madrasah, Jumat (17/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung penuh keakraban itu dihadiri oleh Kepala Madrasah Zulkarnaini, S.Pd., M.Pd., jajaran guru, komite madrasah, serta orang tua siswa.
Dalam kesempatan tersebut, Zulkarnaini menegaskan pentingnya membangun karakter dan kedisiplinan sebagai fondasi utama pendidikan di madrasah yang kini menampung 450 siswa-siswi dari kelas X hingga XII.
“Terdiri dari 106 siswa kelas X kita bina agar menjadi anak-anak yang terlatih, disiplin, dan berkarakter. Setiap Jumat mereka membaca Yasin, dan siswa laki-laki juga dilatih berkhutbah. Hal Ini merupakan salah satu bagian dari pembentukan karakter sesuai visi dan misi madrasah,” papar Zulkarnaini di hadapan para wali siswa.
Zulkarnaini dalam kesempatan tersebut juga menyoroti tantangan dunia pendidikan di tengah keterbukaan informasi dan maraknya media sosial.
Ia secara tegas mengatakan bahwa pihak madrasah tidak melarang siswa menggunakan media sosial, namun menekankan pentingnya etika dan tanggung jawab dalam berinternet.
“Kita tidak bisa menutup mata terhadap perkembangan zaman. Tapi yang paling penting adalah sinergi antara guru dan orang tua agar pengawasan terhadap anak-anak berjalan baik,” harapnya.
Zulkarnaini juga menegaskan komitmen MAN 1 Aceh Selatan sebagai madrasah yang bersih, tertib, dan bebas dari perilaku menyimpang.
“Selama tiga tahun saya di sini, tidak pernah ada sampah berserakan. Jika ada siswa kedapatan merokok atau menggunakan narkoba,kami serahkan kembali kepada orang tuanya. Lingkungan madrasah harus menjadi tempat belajar yang bersih dan bermartabat,” ulasnya.
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, seluruh area madrasah dipantau melalui CCTV. Bahkan, kantin sekolah dipisahkan antara siswa laki-laki dan perempuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, madrasah tidak menjual air mineral dalam kemasan. Sebagai gantinya, setiap kelas disediakan galon air minum agar siswa terbiasa membawa botol sendiri dari rumah.
“Ini bagian dari pendidikan kebersihan dan tanggung jawab. Kami ingin siswa belajar menjaga lingkungan, baik di madrasah maupun di rumah,” tambahnya.
Zulkarnaini juga menjelaskan betapa pentingnya disiplin waktu bagi seluruh peserta didik.
Gerbang madrasah ditutup pukul 07.30 WIB, dan siswa yang datang terlambat diberi sanksi berupa hafalan surat pendek. Jika terlambat hingga tiga kali, orang tua siswa akan dipanggil oleh pihak madrasah.
“Siswa pulang pukul 14.30 WIB karena ada tambahan pelajaran agama seperti fikih, Al-Qur’an, dan hadis. Kami ingin mereka unggul dalam ilmu pengetahuan sekaligus berakhlak,” ungkapnya.
Sementara itu, Waka Bidang Kesiswaan, Zul’aqli, menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini bertujuan agar orang tua memahami secara menyeluruh aturan yang berlaku di madrasah.
“Anak-anak yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan selama tiga hari akan kami panggil orang tuanya. Untuk ponsel, siswa boleh membawa HP tapi wajib dititipkan ke wali kelas. Jika melanggar, HP akan disita,” pap
arnya tegas.
Menariknya, di akhir acara, Zulkarnaini juga berbagi kisah inspiratif tentang kehidupannya di luar profesi ASN.
“Selain sebagai kepala madrasah, saya juga berdagang pala, nilam, dan cengkeh hasil petani setelah pulang sekolah. Saya ingin memberi contoh bahwa kerja keras dan kemandirian itu penting bagi siapa pun,” pungkasnya.
Reporter : Yunardi







