Material Tumpat Saluran Irigasi, 21 Poktan Terancam Gagal Tanam

Namun musim panen kali ini tidak dirumuskan akibat minimnya ketersediaan air sehingga musyawarah P2T3 tidak dijadwalkan. Akibatnya tidak ada keseragaman petani turun kesawah.

Menjawab wartawan dikatakannya telah disepakati pembersihan sendimen saluran irigasi secara swadaya melalui kelompok tani.

Tetapi hingga saat ini belum terealisasi terkendala pada pinjam/ sewa alat berat.keluhnya. Andai situasi normal biasanya musim tanam ditetapkan bersama di bulan Desember -Januari 2021.

Realita dilapangan terkesan tidak beraturan tentang persiapan/pematangan lahan persawahan. Sebagian petani terlihat telah membajak lahan, membabat/pembersihan bahkan ada yang telah menyemai hingga menanam.

Bagi petani yang lahan sawahnya berdekatan dengan saluran irigasi sekunder, tertier dan parit cacing cukup beruntung karena ketersediaan air cukup.

Namun berbeda dengan lahan petani yang berjauhan dengan saluran dimaksudkan diatas tidak akan mendapatkan air yang cukup bebernya.

Terpisah kordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Roslita dikonfirmasi tidak menampik hal itu. Benar, 21 kelompok tani(Poktan) tersebar di tiga desa yakni Timbang lawan, Timbang Jaya dan Sampe Raya kini kesulitan turun ke sawah akibat belum adanya kepastian ketersediaan air.

Setidaknya 700-an Ha lahan persawahan petani ditiga desa kini luput dari perhatian. Petani hanya meminta Pemkab Langkat serius dan melihat secara langsung keluhan petani dengan solusi jitu untuk mempertahankan swasembada pangan meski skala daerah pungkasnya.

Reporter: Susanto