Aceh  

Menelusuri Peradaban Kota Hilang, Singkil Lama dan Buya Syekh Abdul Razaq

Lokasi Makam Syekh Abdul Razaq di Singkil Lama. (orbitdigitaldaily.com/Saleh)

ACEHSINGKIL – Tak banyak yang tahu tentang kisah perjalanan Syekh Abdul Razaq di masa kejayaan Singkil Lama.

Singkil Lama adalah sebuah pusat kota dagang dan pelabuhan di Pantai Selatan Aceh sekitar abad ke-15 Masehi.

Disamping itu, informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, Singkil Lama merupakan daerah pusat kerajaan yang pengembangan daerahnya dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Dikisahkan dari buku auto Biografi Moehammad Saleh 1965, pada 12 Februari 1861 Kota Singkil hancur karena dilanda gempa bumi tektonik dan gelombang yang sangat dahsyat.

Dalam buku itu, Moehammad Saleh, menyebut Geloro atau yang dikenal Tsunami menghantam Kota Singkil saat dirinya belum lama kembali dari Singkil ke Pariaman dalam pelayaran dagangnya kala itu.

Untuk menelusuri itu, Tim Cagar Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Singkil, dengan menaiki perahu kayu bermuatan 11 penumpang berangkat menyusuri Sungai Singkil menuju Singkil Lama.

Sekitar 60 menit perjalanan perahu yang agak sedikit sesak itu, tiba di Banda Datuk atau simpang memasuki gang sempit yang diapit hutan Nipah dan bakau yang lebat. Tekong perahu pun terlihat kesulitan saat memasuki gang sempit sejauh sekitar 300 meter, karena harus membersihkan pelepah Nipah yang menghalangi lintasan perahu.

Tak memungkinkan untuk mengayuh, mereka terpaksa mendorong perahu sejauh sekitar 20 meter mendekati daratan bekas peninggalan tempat pemakaman umum (TPU) Kota Singkil lama. Kaki mereka pun terperosok lumpur hingga sedalam paha.

Dari situ terlihat pondok yang sudah dipugar, sebagai naungan makam Syekh Abdul Razaq tersebut. Di sekitaran makam tersebut juga terlihat masih berdiri batu nisan tempo dulu.