Medan  

Menyulap Kebun Sawit Pinggir Sungai, Menjadi Home stay dan Kafe Ramah Lingkungan

Home stay kafe kedan millik Tete Nay di Pekan Kuala, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat foto: Orbitdigital/Iwan g

Pinggiran sungai menjadi lokasi bermukim bagi masyarakat dahulu kala. Seiring perkembangan zaman maraknya pembangunan dan pertumbuhan penduduk, sungai semakin rusak mengakibatkan banjir dan abrasi.

Seorang wanita peduli lingkungan di Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat yang biasa disapa Tete Nay terpanggil hatinya untuk mengubah kebun sawit warisan orangtuanya menjadi Home stay dan Kafe dengan nama Kedan yang ramah lingkungan.

Ibu dengan lima orang anak ini rela menebang ladang sawitnya yang berada di pinggir sungai Gumit. Di mulai pada tahun 2016 akhir, bermodalkan 1 hektar lahan disulap menjadi rumah tinggal dan kafe dengan nuansa alami

Nay mengatakan, sebelumnya sungai gumit penuh dengan sampah yang hanyut maupun di buang warga sekitar. Seiring berjalannya waktu ia pun memberi tahu kepada warga agar tidak kembali membuang sampah ke sungai. Namun yang ia terima Berbagai macam cemooh warga kepadanya hingga sempat terjadi adu mulut karena dilarang membuang sampah kesungai.

“Penuh perjuangan dan sulit memang niat baik kita agar warga tidak membuang sampah ke sungai. Dulunya sebelum saya melakukan penanaman di pinggir sungai ini, banyak sekali sampah, baik yang hanyut terbawa arus maupun sampah yang di buang warga sekitar,” ucap Nay Jumat (28/12/2024) di Home staynya

Ia pun bercerita, sampai ada warga yang mencemooh agar rumahnya hanyut saat banjir besar yang melanda Kecamatan Kuala Pada tahun 2019. Mengakibatkan putusnya jembatan penyebrangan warga dan abrasi pada bibir sungai.

Hal ini membuat dirinya tidak pasrah, Nai pun mulai menanam berbagai jenis pohon di pinggir sungai. Lalu membuat bedeng menggunakan Ban mobil yang tidak terpakai Sebanyak 14 ribu lebih untuk membentengi tepi sungai sebagai penghambat abrasi.

“Banjir besar pada tahun 2019 membuat jembatan di samping rumah saya hancur dan akses warga terputus. Parahnya lagi warga mencemooh saya sewaktu banjir melanda.

Namun Allah masih melindungi sehingga rumah saya pun aman. Setelah itu saya membuat bedeng di sepanjang bibir sungai menggunakan Ban mobil sebanyak 14 ribu agar tidak terjadi lagi abrasi,” jelasnya.

Tete Nay foto: Orbitdigital/ Iwan g

Di tahun 2023 ia membeli benih ikan tawar berbagai jenis seperti Gurame, Nila, Mas dan lemedok dengan kisaran Rp20.000.000, menggunakan dana pribadi. Ikan- ikan tersebut di tebar ke sungai agar berkesenimambungan. Warga sekitar dan konsumen yang datang ke Kafe Kedan bisa memancing. Tetapi tidak dibenarkan untuk meracun dan menjala.

“Dengan bermodalkan uang pribadi Rp20.000.000, saya membeli berbagai benih ikan. Lalu saya tebar ke sungai gumit untuk generasi kedepan yang berkesinambungan. Saya pun tidak membenarkan untuk meracun karena sudah ada Undang undangnya,” sebutnya.

Tete Nay memberi pakan ikan di Sungai Gumit pekan Kuala foto: Orbitdigital/ Iwan g

Nay juga mengucapkan turut berterima kasih atas dukungan lurah pekan kuala ,bapak Munir, camat Imanta Pa, koramil dan polsek kuala. Berharap kedepannya terus mendukung dan peduli akan kelestarian alam.

Reporter ; Iwan BG