Pemuda Muslim dan Kristen Serukan Pesan Damai Bulan Ramadhan

MEDAN- Peristiwa intimidasi dan kekerasan yang dialami oleh pemilik warung di batang kuis mendapat respon dari berbagai kalangan lintas agama.

Dalam hal ini kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Provinsi Sumatera Utara turut prihatin atas kejadian tersebut.

Kronologi intimidasi tersebut berawal dari aksi sweping yang berujung peristiwa pengrusakan sebuah warung milik Lamria Manullang warga Batang Kuis, Deli Serdang pada selasa (28/4/2020) lalu oleh beberapa oknum ormas FPI Deli Serdang. Dari pantauan media hingga saat ini proses mediasi sudah dilakukan oleh kedua pihak.

Menanggapi hal tersebut Badko HMI dan GMKI wilayah Sumut-NAD meminta masyarakat agar masalah  pengrusakan warung di Batang Kuis tidak perlu dibesar-besarkan.

“Permasalahan sudah selesai kita tidak usah memanas manasi suasana, kita percayakan saja kepada kepolisian. Lebih baik kita bersatu dalam bencana covid ini dan mempererat persatuan serta memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan uluran tangan kita,” kata Alwi Silalahi kepada wartawan.

Bahakan hari Ini HMI memberikan sembako pada Gereja HKBP Sei Agul di Jalan Gereja No 29 Medan.

“Ini merupakan komitment anak bangsa yang harus dipertahankan yaitu kebhinekaan. Kita jangan mau dipecah pecah karna hasutan-hasutan untuk mengganggu kamtibmas di Sumatera utara yang kita cintai ini” ujar Alwi Sabtu, (2/5/2020).

Sementara, Gito M Pardede, selaku Pengurus Pusat GMKI Koordinator Wilayah I Sumut-NAD menyampaikan bahwa masyarakat tidak perlu menaggapi kejadian tesebut dengan amarah dan menyerahkan semua proses ke kepolisian.

“Saya memahami kejadian yang terjadi dibatang kuis kemarin adalah bentuk pembelajaran bagi kita sebagai bangsa yang majemuk dan harus saling menghargai dalam bermasyarakat, kita semua harus sadar sumatera utara ini sudah lama hidup berdampingan dengan suku ras agama lainnya. Namun diatas semuanya kita serahkan ke pihak berwajib dan kita harap kepolisian dapat mengambil sikap, jangan ada pihak yang berusaha memanas manasi suasana ” ujar Gito.

Gito meyakini, isu intoleransi antar-umat beragama rentan terjadi di Sumatera Utara. Selain itu, dia juga meminta warga untuk saling menjaga kerukunan antar-umat beragama.

“Saya rasa tidak perlu dibesar-besarkan lah, pasti banyak yang tidak suka, tapi kita harus jaga hati kita untuk menahan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, begitu juga saat ini kondisi bulan ramadan dan ditambah kita dalam ujian pandemi covid-19, kita harus saling menghormati dan saling mendoakan,” tambahnya

GMKI dan HMI juga hendak menyampaikan pesan disampaikan kepada seluruh masyarakat Sumut baik warga muslim dan kristiani agar menjaga kondusifitas dan seyogianya menyampaikan pesan damai kepada seluruh masyarakat.

“Ya kami GMKI dan HMI sebagai bagian dari masyarakat sumatera utara mengharapkan untuk kita semua agar lebih positif, tidak anarkis, dan tidak main hakim sendiri. Saling menghargai dan menghormati” ujarnya.

Reporter: Antonius Samosir