MEDAN – Raut wajah Waldi agaknya menyiratkan duka yang mendalam. Pria berusia 52 tahun ini hanya bisa pasrah dengan nasib cucunya yang tertahan di Rumahsakit Serdang Hospital, Selangor, Malaysia.
Menerawang mata Waldi mengisahkan utang yang harus diselesaikan sang anak, Nurul Halizah, sekaitan cost medis bayi yang dilahirkannya secara prematur dan membutuhkan perawatan khusus. Ratusan juta rupiah pun harus mereka siapkan.
Ditemui belum lama ini di sebuah tempat pemancingan tak jauh dari rumahnya Jalan Satria, Dusun 2, Desa Mekar Sari, Kecamatan Delitua, Deliserdang, Waldi kini berjuang dengan apa yang ia miliki. Bekerja serabutan hingga menjadi mitra ojek online dilakoninya.
“Itu cucu pertama saya dan sekarang kondisinya menyedihkan. Inilah saya pun berjuang bagaimana bisa mempulangkan anak dan cucu saya itu,” katanya sembari menghela nafas.
Ia mengisahkan, Nurul anak ketiganya itu berangkat ke Malaysia di 2016 menyusul kakaknya yang sudah tiga tahun sebelumnya bekerja di sebuah rumah makan. Berangkat via pesawat diantar ibunya, Nurul ke negeri jiran itu dengan tujuan melancong.
Di sana ia kemudian memutuskan untuk bekerja meskipun tidak melalui jalur resmi. Setahun di sana, Nurul pun menikah siri dengan pria dari Kisaran bernama Khairul Akbar di Malaysia. Beberapa bulan menikah Nurul pun hamil.
Namun pada usia kandungannya masih enam bulan, Nurul jatuh dan mengalami pendarahan sehingga dirawat di rumah sakit sejak lima bulan yang lalu. “Setiap hari kami telfonan dengan video call, kami selalu nangis. Pengennya dia di sini saja, dirawat di sini. Tapi cucu saya itu pun tak bisa lepas dari selang oksigen,” katanya.
Faktor yang memberatkannya adalah biaya perawatan selama lima bulan di rumah sakit sudah mencapai ratusan juta rupiah. Sementara dirinya sejak setahun terakhir hanya mengandalkan pendapatan sebagai driver ojek online.
Setiap harinya, rata-rata dia berpenghasilan Rp100 ribu dia gunakan untuk menghidupi keluarga dan biaya sekolah dua anaknya yang masih duduk di bangku SMK dan SMP.
“Sebelum ngojek ini saya dulu bawa mobil pribadi antar anak bos ke sekolah. Sudah 15 tahunan lah. Tapi sering sakit akhirnya saya mengundurkan diri. Tak kuat lagi,” katanya sembari menunjukkan jari telunjuk kanannya yang sebulan lalu diamputasi karena penyakit gula kering.
“Kami berharap pemerintah, bapak Bupati Deliserdang, Gubernur Sumut pak Jokowi dapat bantu biaya perawatan cucu pertama saya dipulangkan ke Indonesia saja dan dirawat dirumah sakit sini saja,” imbuhnya. (Diva Suwanda)