MEDAN – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Utara terus menunjukan keseriusanya dalam percepatan penurunan angka stunting di Sumut sesuai target 2024 sebesar 14%.
Sesuai dengan amanah Presiden RI dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021 Tentang percepatan penurunan stunting.
Sehingga Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Mhd Irzal mengaku bahwa persoalan stunting menjadi prioritas utama sebagai upaya mempersiapkan generasi penerus yang lebih baik.
“Persoalan stunting bukan hanya soal gizi, tapi lingkungan atau sanitasi juga harus diperhatikan. Persoalan stunting saat ini menjadi prioritas. Jadi diperlukan kerjasama semua pihak dan stakeholder untuk sama-sama bekerja untuk menurunkan angka stunting sesuai dengan yang kita harapkan,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Mhd Irzal kepada orbitdigitaldaily.com, saat kegiatan forum koordinasi jurnalis yang digelar Perwakilan BKKBN Sumut di Kito Garden Cafe Jl Gunung Krakatau Medan. Kamis (21/4/2022).
Kesempatan itu Irzal menjelaskan sesuai data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dikeluarkan Kemenkes RI, angka stunting di Sumut mencapai 25,8%. Meski ada beberapa Kabupaten/Kota di Sumut yang terdapat kasus stuntingnya tinggi.
“Sesuai data SSGI tahun 2021 di Sumut sebesar 25,8%, artinya apa? yaitu dalam 100 balita yang lahir berarti 25 sudah stunting. Oleh karena itu pemerintah menargetkan bahwa tahun 2024 angka stunting menjadi 14% . Sekarang di Sumut 25,8% tahun 2021. Jadi diturunkan menjadi 14% tahun 2024. Berarti ada 2 tahun lagi waktunya. Makanya kita lakukan strategi BKKBN yang namanya Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI),” terangnya.