Pesanan Kerupuk Putih Karyana untuk Lomba Tujuh Belasan

Karyana saat menjemur kerupuk putih/mawar mentah di industri rumahan miliknya Jalan Masjid Al Mubin, Dusun 7 Selasih, Bandar Khalipa, Kec. Percut Sei Tuan. Kabupaten Deli Serdang, Kamis (8/8/2024). Orbitdigitaldaily/ Iwan gunadi

MEDAN | Setiap perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus masyarakat mengadakan berbagai perlombaan. Salah satunya lomba makan kerupuk.

Lomba ini sangat sederhana dan bisa diikuti dari semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Bahkan yang dibutuhkan dalam perlombaan ini hanya kerupuk dan tali. Kerupuk yang digunakan biasanya jenis kerupuk mawar warna putih.

Salah satu pembuatan kerupuk putih yang beralamat di Jalan Masjid Al Mubin, Dusun 7 Selasih, Bandar Khalipa, Kec. Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang merupakan distributor yang mengolah kerupuk lipat dan kerupuk putih.

Bahan baku pembuatan kerupuk berupa tepung kanji dan roti. Perharinya menghabiskan satu goni, hasil dari satu goni tepung perharinya menjadi 50 renteng. Sementara untuk kerupuk putih bisa mencapai 150 renteng tergantung pemesanan dari sales.

Karyana (54) merupakan pemilik usaha UMKM pembuatan kerupuk putih dan kerupuk lipat yang sudah berjalan selama 13 tahun mengatakan, kerupuk putih dikenal dengan nama kerupuk mawar.

“Saya memulai usaha sudah 13 tahun, dahulunya kita memproduksi sendiri karena banyak ragam saat ini kita hanya membeli bahan mentahnya saja yang sudah dicetak dan kita goreng sendiri,” ucapnya Kamis (8/8/2024) siang.

Kerupuk putih ini berkaitan dengan perlombaan 17 – an yang saat memasuki perayaan banyak pesanan dari berbagai sekolah maupun warga yang ingin melakukan perlombaan makan kerupuk.

“Kalau mau 17 – an biasanya pesanan pembeli sudah mulai ramai dari anak sekolah seperti guru sekolah maupun kepala sekolahnya datang membeli 10 sampai 30 bungkus seminggu sebelum hari H, juga warga yang melakukan perlombaan makan kerupuk,” ungkapnya.

Penjualan Kerupuk Karyana masih di sekitaran Tembung, Batang Kuis, Mandala Kota Medan dan Deliserdang seperti ke sekolah- sekolah, grosir dan pajak dengan harga bervariasi. Ada yang Rp10.000,- perbungkusnya berisi 12 kerupuk.

“Memang ada yang pesan dari sekolah tapi kebanyakan kita jual di daerah Deliserdang dan Kota Medan atau lebih ke pajak dan grosir- grosir terdekat dengan harga Rp10.000 perbungkusnya,” sebutnya.

Bapak 2 anak ini menambahkan, idustri rumahan kerupuknya memiliki 7 orang anggota, ia juga mengatakan hasil penjualan saat ini menurun dan belum ada pemesanan dari sekolah yang mengadakan perlombaan 17 – an.

“Karyawan saya saat ini 3 orang khusus cetak dan bungkus dan 4 lagi sebagai sales. Untuk hasil dari penjualan kerupuk putih menurun hanya 100 bungkus perhari, dengan kalkulasi Rp700.000 sampai Rp1.000.000,” katanya.

Kerupuk putih/ mawar yang menjadi bahan perlombaan makan kerupuk setiap merayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Foto. Orbitdigitaldaily/Iwan gunadi

Saat menyambut perayaan 17 Agustusan biasanya permintaan meningkat, namun sampai saat ini belum ada tanda tanda, mungkin dalam aku dekat. Dia berharapan kerupuknya laris dan laku terjual di pasaran, tambahnya lagi.

Reporter : Iwa GB