Dengan mengandalkan machine learning dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) untuk melakukan aksi bersih-bersih pesan berantai, setidaknya dua juta akun per bulan dibersihkan WhatsApp.
Langkah ini dilakukan anak perusahaan Facebook untuk menghentikan penyebaran berita bohong atau hoaks jelang pesta demokrasi di berbagai negara.
Sistem ini akan mendeteksi keanehan dan mendepak pengguna yang mengirimkan pesan massal dan membuat banyak akun untuk menyebarkan pesan.
Di samping itu, sistem WhatsApp juga akan mendeteksi kemunculan akun palsu yang digunakan untuk menyebarkan pesan berantai. WhatsApp juga akan menyaring dan menandai akun-akun yang dianggap mencurigakan.
Juru bicara WhatsApp, Carl Woog mengatakan sistem AI mereka berhasil menutup 75 persen dari dua juta akun palsu yang bukan berasal dari laporan pengguna.
“Terlepas dari tujuan penyebaran pesan berantai, pengiriman secara otomatis dan massal melanggar peraturan layanan kami. Salah satu prioritas kami adalah mencegah dan menghentikan penyalahgunaan semacam itu,” ungkap Woog seperti dilansir Venture Beat.
Anak perusahaan Facebook ini menjelaskan ada beberapa faktor yang dikategorikan sebagai tindakan yang mencurigakan mulai dari alamat IP pengguna, negara asal yang dilihat dari nomor ponsel apakah merujuk pada lokasi yang sama, umur akun, penggunaan akun untuk mengirim dan menerima pesan sejak dibuat.
Matt Jones, software engineer WhatsApp mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi berbagai cara saat pengguna mengalahgunakan platform. Salah satunya dengan menggunakan perangkat khusus yang membuat mereka bisa membuat beberapa akun di satu perangkat ang sama.
“Kami juga menemukan ada perangkat khusus yang bisa menggunakan puluhan kartu SIM untuk mengakses WhatsApp,” ucap Jones, dilansir detikcom.
Upaya WhatsApp menghalau penyebaran hoaks dan informasi palsu sebelumnya juga dilakukan dengan membatasi batas maksimal lima kali penerusan pesan (forward message).