Medan-ORBIT: Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) terkesan kalap karena kampanye yang dilancarkan tentang penolakan pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan PLTA Batangtoru ternyata tak mendapat dukungan masyarakat. LSM itu bahkan menuding masyarakat yang mendukung pembangunan itu sebagai pelacur.
Pernyataan tak patut itu disampaikan Walhi saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/2/2019). Manajer Hukum Lingkungan dan Litigasi Walhi Ronald M Siahaan menyatakan, akhir-akhir ini banyak warga dulu menolak pembangunan PLTA Batangtoru justru melakukan aksi untuk menyatakan dukungan terhadap pembangunan PLTA Batangtoru.
Termasuk tokoh-tokoh yang sebelumnya bersikap menolak terhadap pembangunan PLTA tersebut. “Saya bilang, you semua pelacur,” katanya.
Ronald mengaku tidak tahu mengapa masyarakat di sana sekarang berubah sikap dan mendukung pembangunan PLTA Batangtoru. Namun Ronald menuding, mereka yang sekarang mendukung pembangunan PLTA menerima sogokan uang dari pengembang PLTA Batangtoru.
“Saya tahu itu. (Mereka) Terima uang itu. Makanya mereka berani berpihak kepada pembagunan PLTA,” kata Ronald ketus.
Menurut dia, dukungan terhadap pembangunan PLTA Batangtoru banyak datang dari masyarakat yang tinggal di hulu sungai Batangtoru. Meski demikian, Ronald mengklaim, warga yang tinggal di hilir masih banyak yang menolak keberadaan PLTA itu.
Walhi menolak pembangunan PLTA Batangtoru karena dinilai mengancam eksistensi orangutan dan bisa mengancam kelestarian lingkungan di sekitar Sungai Batangtoru. LSM itu sedang mengajukan gugatan di PTUN Medan kepada Pemerintah Sumatera Utara untuk membatalkan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) PLTA Batangtoru.
Dukungan pembangunan PLTA Batangtoru belakangan memang semakin lantang disuarakan oleh masyarakat. Dukungan mengalir karena kini warga menyadari, pembangunan PLTA Batangtoru memberi banyak manfaat kepada masyarakat. Masyarakat bahkan menuduh, kampanye Walhi karena ada kucuran dana asing.
Raja Luat Sipirok, Edward Siregar menyatakan masyarakat mendukung keberadaan PLTA Batangtoru karena di wilayah Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan pasokan listrik masih kurang. Itu terlihat dari seringnya wilayah tersebut mengalami pemadaman.
Edward juga menyatakan, PLTA Batangtoru akan meningkatkan kesejahteraan secara langsung maupun tidak langsung. Peningkatan kesejahteraan secara langsung bisa dirasakan dengan terbukanya lapangan pekerjaan di proyek tersebut.
Secara tidak langsung kesejahteraan masyarakat akan terangkat dari aktivitas yang bisa dilakukan setelah PLTA beroperasi.
“Nanti kami bisa membuat objek wisata. Home industry juga bisa berkembang karena ada pasokan listrik,” katanya.
Edward juga meyakini PLTA Batangtoru tidak akan merusak hutan apalagi sampai mengancam kelestarian orangutan. Menurut dia, orangutan masih terlindungi karena habitatnya masih luas dan keberadaannya dijaga oleh masyarakat setempat. “Hutan di Gunung Sibual-buali itu masih sangat luas, masih perawan,” katanya.
Edward menekankan, keberadaan PLTA batang Toru adalah harapan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Mereka yang menolak, sebut Edward adalah mereka yang tinggal di luar wilayah Sipirok, Tapanuli Selatan. “Kita yang paling tahu daerah kita, kenapa yang ribut orang luar,” katanya.
Tidak Etis
Terkait tudingan Ronald yang menyebut mereka seperti pelacur, Edward menilai hal tersebut sangat melukai hati mereka. Sebab, tudingan tersebut sangat tidak mendasar.
Ia bahkan menyebutkan masyarakat di sana khususnya di Sipirok sejak awal sudah mendukung PLTA tersebut dan menolak kampanye Walhi yang sangat terindikasi untuk kepentingan mendapatkan dana dari pihak asing. “Tak etis itu apa yang mereka bilang itu,” sebutnya.
Sementara itu tokoh masyarakat Sipirok, Hamar menuding LSM yang gencar melakukan penolakan seperti Walhi dan Paneco dikarenakan punya tujuan untuk mendapat donor dari pihak asing. “Walhi itu (menolak) untuk mendapat donor dari luar negeri. Di sini hutan masih luas, orangutan juga dilindungi oleh masyarakat,” katanya.
Dia menegaskan, PLTA Batangtoru adalah proyek yang dijalankan Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera Utara. Proyek itu berjalan demi kebutuhan masyarakat banyak. “Anak cucu kita nanti bisa belajar. Dengan adanya PLTA, kami harap listrik tidak byar-pet lagi,” katanya.
Hamar memastikan seluruh masyarakat mendukung pembangunan PLTA Batangtoru. Dia melanjutkan, dukungan masyarakat kepada pembangunan PLTA Batangtoru karena keberadaan proyek energi terbarukan itu memberikan harapan baru untuk peningkatan kesejahteraan. Masyarakat, katanya kini bisa bekerja PLTA Batangtoru. OD-03/ril