Kabanjahe-ORBIT : Setelah hampir setahun tak ada aktivitas, Gunung Sinabung, Selasa (7/5) sekitar pukul 6.45 WIB, gunung berapi tertinggi di Sumatera Utara itu kembali erupsi disertai debu dan matrial dengan tinggi kolom 2.000 meter. Terakhir Gunung Sinabung erupsi, 22 Juni 2018.
Menyikapi erupsi itu pihak Dansatgas penanganan bencana Sinabung melarang warga dan pelintas memasuki zona merah dan melarang melakukan aktivitas di kawasan Zona Merah Sinabung.
Selain melihat sejumlah kawasan yang terpapar debu, imbas erupsi dengan tinggi kolom abu sekitar 2.000 meter itu. Letkol Inf Taufik Rizal, juga mendatangi Pos Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Di Pos PVMBG, Letkol Inf Taufik Rizal, berdialog dengan petugas jaga, sekaligus melihat langsung perkembangan aktivitas Gunung Sinabung melalui seismograf, dan monitor pendeteksi.
Hingga pukul 08.47 WIB Gunung Sinabung masih diselimuti debu vulkanik. Sejumlah desa di kawasan lingkar Sinabung terdampak tebaran debu vulkanik. Termasuk Kecamatan Simpang Empat, sebagaian wilayah Kecamatan Berastagi dan sebagian wilayah Kecamatan Kabanjahe kearah Berastagi.
Sejumlah personil TNI dan Polri disiagakan di beberapa desa untuk memberi pengarahan dan bantuan masker kepada warga. Damkar Pemkab Karo juga turut dikerahkan menyirami jalan dan sejumlah objek vital, guna mengurangi dampak abu terhadap masyarakat.
Di kawasan Kecamatan Simpang Empat desa Ndokum Siroga, kenderaan water canon berama sejumlah petugas Polres Tanah Karo diturunkan membersihkan debu vulkanik yang menutupi sebagian besar badan jalan.
Mengatisipasi serangan debu terhadap masyarakat, disela-sela penyiraman badan jalan di simpang empat Ndokum Siroga, petugas kepolisian menyempatkan diri membagi-bagikan masker kepada warga yang melintas maupun kepada penduduk setempat.
Diperoleh informasi dari Kepala Pos Pengamatan Gunung Sinabung dan Pusat Vulkanoligi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat dalam rilisnya menyebutkan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah Tenggara.
Tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 4.460 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan Tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi ± 42 menit 49 detik.
Saat ini Gunung Sinabung masih berada pada status Level IV (Awas) dengan rekomendasi : Masyarakat/pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km untuk sektor Utara -Barat, 4 km untuk sektor Selatan-Barat, dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan – Tenggara, di dalam jarak 6 Km untuk sektor Tenggara – Timur serta di dalam jarak 4 km untuk sektor Utara –Timur.
Masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Sinabung dihimbau agar mewaspadai potensi banjir lahar terutama pada saat terjadi hujan lebat.
Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH begitu mengetahui erupsi Gunung Sinabung, meminta masyarakat di sekitar lingkar Gunung Sinabung mempunyai kesadaran tinggi untuk tidak coba-coba memasuki zona merah.
“Jangan pernah lengah, naluri bencana harus terus aktif. Harapan kita tentunya harus ada kesadaran tinggi dari masyarakat sekitar gunung sinabung supaya jangan memasuki zona merah. Pintu-pintu masuk kawasan berbahaya harus diperketat,” ujarnya di Kabanjahe. Od-23