Tarutung -ORBIT: Puluhan guru honorer korban tidak lulus tahapan ujian seleksi Desember 2018 lalu datangi gedung DPRD Tapanuli Utara mengadukan nasib sedih mereka, Selasa (12/3/2019).
Wakil ketua DPRD Tapanuli Utara, Fatimah Hutabarat SE didampingi Maradona Simajuntak dari Fraksi Nasdem menerima keluhan guru honorer yang dinyatakan tidak lulus.
Juru bicara tenaga honorer dalam penyampaian tuntutan mereka menilai penilaian tahapan seleksi tidak berkeadilan dan tidak mengacu asas transparansi.
“Di antara kami ada sudah bekerja puluhan tahun dengan gaji minim tetapi dinyatakan tidak lulus, namun ada tenaga honorer yang masih mengabdi satu bulan hingga satu tahun mendapat kelulusan,” ungkap Sovyanto Manalu guru SD Negeri 177048 Parmonangan di hadapan dua anggota DPRD.
Kemudian kisah paling miris dinyatakan honorer, sejumlah guru yang tidak lulus sudah mendapat sertifikasi keahlian profesi dan mendapat NUPTK juga dinyatakan tidak lulus.
Selain itu, ada tenaga honorer tidak sepenuhnya bekerja bahkan satu tahun penuh tidak bekerja mendapat kelulusan. “Ketidaktrasparanan hasil seleksi ujian dan tidak ada kriteria penilaian dari BKD terkait seleksi tersebut tidak akan kami terima,” ungkapnya.
Kisah paling sedih diungkapkan Ratna Pasaribu, guru honorer selama 35 tahun di SMP Negeri 5 Adiankoting.
Dia sangat sedih dinyatakan tidak lulus yang hanya menerima gaji pokok tiga ratus ribu rupiah ditambah gaji insensif lima ratus ribu rupiah per bulan untuk menghidupi delapan anak-anaknya.
“Masa tidak ada pertimbangan masa kerja kita dan kualifikasi pendidikan. Yang lulus itu ada hanya tamatan SPG,” ungkap Ratna Pasaribu.
Fatimah Hutabarat SE selaku wakil ketua DPRD menyikapi dan menyerap kisah sedih tenaga honorer itu, menegaskan akan menindaklajuti untuk pembahasan beberapa fraksi di DPRD.
“Kami selaku representasi rakyat akan tetap membela dan pro rakyat tertindas seperti bapak ibu. Kesempatan ini jangan pula dipolitisasi partai lain dalam Pileg ini,” papar Fatimah Hutabarat dihadapan jajaran guru honorer.
Sementara Bupati Tapanuli Utara, Drs Nikson Nababan dan kepala BKD Taput Drs Hotman Nababan, setelah berulang kali dihubungi Orbitdigitaldaily.com lewat telepon selulernya belum bersedia memberi klarifikasi terkait nasib ratusan honorer yang dinyatakan tidak lulus. Od-Jum