Usut Kematian Golfrid, Polisi Periksa Satpam dan Istri

MEDAN – Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terkait dengan meninggalnya Kuasa Hukum Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Utara (Sumut) Golfrid Siregar (foto).

Hingga saat ini, beberapa orang sudah dimintai keterangannya.

Hal itu diungkapkan oleh Pjs Kasat Reskrim Kompol Eko Hartanto. Menurutnya, sekuriti dan istri korban sudah diambil keterangan. “Yang sudah kita mintai keterangan satpam dan istri korban,” ujarnya, Selasa (8/10/2019).

Ia mengungkapkan, pihaknya bekerja keras untuk mengungkap fakta sebenarnya di balik peristiwa yang menimpa Golfried Siregar.

Polisi hari ini tengah bekerja mencari saksi-saksi lainnya.

“Insha Allah hari ini ada bertambah saksi yang akan kita periksa. Mohon doa,” tandas Kompol Eko.

Diketahui, jenazah Golfried sudah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Senin (7/10/2019). Pihak keluarga setuju untuk dilakukan autopsi.

Proses autopsi pun sudah dilakukan. Pihak keluarga berharap, penyebab meninggalnya Golfrid dapat diungkap dan diusut sampai tuntas.

Sementara itu, istri korban, Resmi Barimbing (31) yang turut mendampingi jasad suaminya di RS Bhayangkara mengatakan kehilangan Golfrid bermula ketika ia pergi Rabu (2/10/2019) kemarin petang.

Ia menyebut tak ada firasat apapun saat suaminya keluar rumah. “Semua seperti biasa. Hal-hal yang mencurigakan juga tak kelihatan,” katanya di RS Bhayangkara.

Ditanya mengenai masalah mungkin yang dialami korban, Resmi mengaku tak banyak mendapat informasi. “Kurang tahu. Soalnya dia jarang curhat,” kata Resmi.

Hanya saja, menjelang malam setelah pamit mengantar paket, suaminya justru tak bisa dihubungi. Begitu juga saat hari menuju tengah malam. Dia berusaha menelepon korban, tapi tak tersambung. Resmi saat ini masih berpikiran positif. Mungkin ponsel suaminya mati kehabisan daya.

Barulah Kamis dinihari, dia mendapat kabar bahwa suaminya sudah di rumah sakit. Kabar tersebut disampaikan oleh kepala lingkungan setempat bersama polisi. Keluarga kecil ini tinggal di rumah mereka di Jalan Bunga Wijaya Kesuma, Kecamatan Medan Selayang.

Dia lantas bergegas ke RS Mitra Sejati, sebelum suaminya dirujuk ke RS Adam Malik.

Tiga hari dia kurang istirahat karena menemani suaminya yang dalam kondisi kritis. Dokter memutuskan operasi karena kepala korban luka cukup parah.

Takdir berkata lain. Nyawa suaminya tak bisa terselamatkan. Setelah menjalani masa kritis pascaoperasi, Golfried menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (6/10/2019) petang kemarin.

Jasad korban selanjutnya di bawa ke rumah duka di Kecamatan Tiga Dolok, Simalungun.

Rencananya, korban akan dikebumikan Selasa besok. Namun, atas permintaan polisi, Senin malam jenazah Golfried diotopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian.

Korban selesai diotopsi kira-kira pukul 22.00 WIB. Baik polisi maupun tim medis tak ada yang mau memberi keterangan mengenai hasil malam itu. Jenazah langsung dimasukkan dalam ambulan dan bertolak kembali ke Tiga Dolok.

Sedikit menengok ke belakang, Resmi menceritakan mulanya perkenalan dengan Golfrid di salah satu plaza di Medan. Pacaran tak beberapa lama, mereka kemudian memutuskan menikah pada 1 Mei 2017 silam. Saat ini mereka telah dikaruniai satu anak perempuan yang kini berusia dua tahun.

Resmi cukup tegar. Wanita bertubuh mungil ini, terlihat berusaha menahan tangis saat menunggu hasil otopsi. Pun saat masuk kembali ke mobil ambulan, dia berusaha tegar.

Menatap jalan pulang, membawa jasad suaminya ke kampung halaman mereka di tiga dolok.

“Saya hanya berharap, cepat terungkap masalah ini,” katanya, singkat.

Reporter: Diva Suwanda