MEDAN – Bentrokan tak terelak ketika Satpol PP Pemko Medan kembali menertibkan pedagang Jalan Haji Misbah, Kecamatan Medan Maimun, yang akrab dikenal Warkop Elisabeth, Rabu (7/8/2019)
Diketahui, sebelumnya pada Kamis (1/8) lalu, Satpol PP telah menertibkan 43 pedagang kaki lima (PKL) yang berada di ruas Jalan Haji Misbah tersebut.
Namun, meski telah ditertibkan, sepekan berlangsung masih ada pedagang yang membandel dan tetap berjualan dengan tenda seadanya di kawasan tersebut.
Satpol PP yang mendapat kabar akhirnya melakukan penertiban.
Saat barang-barang dari para PKL diamankan, pedagang yang tak senang melawan. Tarik menarik antara petugas Satpol PP yang hendak mengangkut barang ke dalam mobil terjadi dengan pedagang.
Umpatan pun keluar, mencaci Kasatpol PP M Sofyan .
“Sofyan sudah tua dirimu, tobat,” teriak salah seorang wanita PKL berbaju oranye di TKP.
Jadi korban, Kasatpol PP Kota Medan M Sofyan terkena siraman air panas. Terpaksa tubuhnya yang melepuh dibalur salep pelembab putih. Mulai dari kepala sebelah kanannya turun hingga ke leher.
Tak cuma dia, pekerja lainnya bahkan seorang pedagang yang melawan juga terkena air panas.
“Sudah aku bilang kan, mati pun aku disini berani,” teriak Zulkarnain, salahseoran pedagang yang wajah hingga setengah badannya terkena air panas. “Jangan kalian berlindung di belakang pagar. Pakai otak kalian semua. Mati pun aku berani disini. Kau dengarkan Sofyan,” teriaknya lagi.
Habis meluapkan kekesalannya, Zulkarnain yang bertubuh tambun ini kembali tempat ia berjualan yang telah ditertibkan dengan emosi yang masih menggebu-gebu.
“Mau jualan apa kami. Binatangnya itu, enggak ada otaknya,” sebut seorang pedagang lainnya.
Parlin Pangaribuan, Ketua Koperasi Pedagang Warkop Elisabeth yang ditemui di lokasi mengatakan jika lapak mereka memiliki legalitas.
Bahkan, mereka kerap mendapatkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan.
Misalnya, mereka mendapat bantuan gerobak dari Perusahaan Gas Negara (PGN). “Ada suratnya, legal ini kami,” kata Parlin.
Totalnya, ada 42 lapak yang selama ini berdiri di sana. Alasan mereak tidak terima digusur karena, kawasan Warkop Elisabeth ditetapkan dalam destinasi kuliner Kota Medan.
“Pedagang ini gak punya pekerjaan lain. Gak punya penghasilan lagi. Makanya berjualan di sini. Sudah puluhan tahun kami disini,” ujarnya. (Diva Suwanda)