GAYO LUES : Diawal tahun 2020 ini, pupuk bersubsidi jenis urea sudah masuk ke Kabupaten Gayo Lues sebanyak 30 ton untuk disalurkan kepada kios-kios pengecer, dan pupuk akan terus bertambah sesuai jumlah yang sudah ditentukan sebanyak 2.500 ton.
Kepala Dinas Pertanian Gayo Lues, Zakaria S hut saat dikonfirmasi oleh sejumlah awak media mengatakan, kendala saat ini adalah pengencer atau kios-kios tidak mau menebus pupuk bersubsidi dari distributor karna diluar Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh karena itu mereka tidak bisa menjual.
“Setelah mendengar keluhan tersebut, kita mengadakan rapat kembali dengan Forkopimda untuk menyepakati harga jual seperti biasa sampai keluarnya keputusan yang dibuat oleh Bupati Gayo Lues,” kata Zakaria, Sabtu (15/2/2020).
Beliau merincikan, harga jual yang harus diterapkan untuk zona 1 dan 2 yakni Blangkejeren, Blangpegayon, Dabuh Gelang, Kuta Panjang, Blangjerango harga jual harus Rp. 100.000, zona 3 Pantan Cuaca, Rikit Gaib dan Putri Betung harus menjual maksimal Rp.105.000 dan zona 4 Terangun, Tripe Jaya serta Pining wajib menjual Rp. 110.000.
“Harga Ini sudah disepakati oleh Forkopimda, semoga kios-kios segera menebusnya, mengingat petani sangat membutuhkan pupuk bersubsidi tersebut,” terangnya.
Kadis menegaskan, sebenarnya tidak ada kelangkaan untuk pupuk bersubsidi ditahun 2019 lalu di Gayo Lues, karna barang yang masuk mencapai 1.700 ton,” yang menjadi permasalahan kemarin kita didata untuk pupuk subsidi urea untuk sawah tetapi kita digunakan untuk komoditi lainnya seperti jagung,” jelasnya.
Bertambahnya pupuk bersubsidi tahun 2020 ini menjadi 2.500 ton, lanjut Zakaria, dikarnakan untuk seluruh jenis komoditi seperti padi, jagung, kopi dan untuk kebutuhan tanaman lainnya.
Reporter : Putra