Atlet Jiu-Jitsu Muhammad Raihan Raih Medali Emas di Kancah Internasional

Muhammad Raihan meraih medali emas IBJJF Jiu-Jitsu Championship pada Kuala Lumpur International Open 2025

MEDAN | Muhammad Raihan, pemuda asal Medan, Suamtera Utara – Indonesia, yang baru berusia 21 tahun, berhasil mengukir prestasi gemilang di kancah internasional.

Mahasiswa Universitas Siber Asia ini baru saja meraih medali emas dalam kejuaraan bergengsi Kuala Lumpur International Open 2025, IBJJF Jiu-Jitsu Championship yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Sabtu (20/09/25) lalu.

Kemenangan tesebut bukan hanya sekadar bentuk prestasi fisik, melainkan juga bukti nyata dari kekuatan mental dalam menaklukkan musuh terberatnya, yaitu rasa malas dan keraguan diri. Raihan mengungkapkan bahwa momen penobatan dirinya sebagai juara di Kuala Lumpur membawa perasaan yang campur aduk. Bukan hanya rasa bahagia dan bangga menyelimuti, tetapi juga rasa terharu atas sebuah perjalanan panjang namun akhirnya mencapai puncaknya.

“Perasaan setelah meraih medali emas di Kuala Lumpur kemarin, rasanya campur aduk. Ada rasa bahagianya, bangga, sedih juga. Terharu karena akhirnya semua kerja keras dan pengorbanan selama latihan akhirnya terbayar,” ujarnya.

Proses menuju podium tertinggi ini tidak ditempuh dalam waktu singkat. Atlet asal Medan itu bercerita bahwa ia menghabiskan waktu sekitar dua bulan untuk persiapan matang. Persiapan tersebut meliputi latihan rutin tanpa henti, menjaga pola makan yang ketat, hingga merumuskan strategi khusus untuk menghadapi lawan. Setibanya di Malaysia, seluruh fokusnya mengerucut pada satu tujuan yaitu tampil maksimal dan sebisa mungkin menghindari cedera.

Menariknya, ia mengakui bahwa pertarungan terberatnya justru tidak terjadi di atas matras dengan melawan atlet dari negara lain, melainkan berasal dari internal dirinya sendiri.

“Kalau untuk tantangan terberat sih, tantangan terbesar saya justru dari diri sendiri. Melawan rasa malas, lelah, ragu, rasa pesimis,” ujarnya.

Dengan melumpuhkan keraguan dan kemalasan, ia merasa beban saat berhadapan dengan lawan di matras menjadi jauh lebih ringan. Filosofi ini menunjukkan bahwa mentalitas juara terbentuk jauh sebelum kompetisi dimulai. Dalam menghadapi lawan yang sulit, Raihan memegang teguh prinsip ketenangan dan kesabaran.

Percaya Diri

Menurut Raihan, seni bela diri ini tidak hanya mengandalkan kekuatan otot semata, melainkan teknik dan kecerdasan strategis. Kunci kemenangannya adalah menunggu momentum yang tepat, mencari celah, dan menghindari sikap terburu-buru. Ia sadar betul bahwa di Jiu-Jitsu, satu kesalahan kecil dapat dimanfaatkan lawan untuk membalikkan keadaan, dan sebaliknya, itu juga berlaku untuk dirinya.

Saat mendekati titik kritis dan hampir menyerah, pemuda itu mengungkapkan bahwa dorongan terbesarnya dengan berfokus pada tujuan utama dan mengingat support dari orang terdekat, terutama orang tuanya. Meskipun demikian, ia memilih untuk membuat batas agar motivasi ini tidak menjadi beban yang terlalu berat. Ia memegang prinsip bahwa tujuannya yang paling utama adalah untuk tidak mengecewakan diri sendiri.

“Jadi kita fokus aja sama diri kita sendiri dulu,” tegasnya. Ini adalah sebuah prinsip self-empowerment yang sangat relevan bagi generasi muda.

Sebagai penutup, atlet peraih medali emas ini menyampaikan pesan inspiratif kepada seluruh generasi muda di Indonesia. Jangan takut memulai dan melihat Jiu-Jitsu sebagai lebih dari sekadar olahraga. Menurutnya, Jiu-Jitsu bisa menjadi wadah untuk belajar disiplin, meraih prestasi, bahkan menemukan jati diri. Kuncinya adalah keberanian untuk mencoba dan konsisten dalam proses.

Setelah berhasil mengibarkan Merah Putih di Kuala Lumpur, atlet berusia 21 tahun itu menetapkan target yang lebih besar. Ia bertekad untuk menjadi juara dunia demi mengharumkan nama Indonesia di panggung global.

“Jelas saya pengen jadi juara dunia untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, bukan hanya nasional,” cetusnya penuh semangat. Ia bertekad meraih predikat sebagai juara dunia Jiu-Jitsu termuda, menegaskan ambisinya untuk membawa nama bangsa ke tingkat yang lebih tinggi melalui semangat, disiplin, dan penghancuran rasa malas.

(Reporter: Anggi Savira)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *