MEDAN | Pusat perbelanjaan seperti mall, plaza atau sejenisnya di perkotaan seperti Medan, selain sebagai tempat belanja juga sarana alternatif menjadi tempat untuk mengisi hari senggang atau berlibur bagi warga yang enggas bepergian jauh.
Biasanya setiap mall seperti di Medan selain diisi dengan para pedagang/toko menyediakan berbagai barang dagangan yang super lengkap, juga tempat hiburan seperti wahana bermain anak, bioskop maupun area rekreasi.
Pada tahun 2019 pandemi covid 19 melanda Indonesia membuat beberapa mall di Medan mengalami sepi pengunjung selama hampir 3 tahun. Sebagian pusat perbelanjaan modern tersebut bahkan nyaris bangkrut. Ditambah persaingan Mall baru serta gempuran belanja sistem Online turut mempengaruhi sepinya pusat perbelanjaan mall di beberapa daerah.
Hal tersebut juga dialami oleh salah satu pusat perbelanjaan elektronik dan hand phone terbesar di Sumatera Utara dan Aceh yang berdiri sejak tahun 2000. Plaza Millenium dahulunya dikenal Tata Plaza berlokasi di Jalan Kapten Muslim, Kecamatan Medan Helvetia.
The Plaza Millenium merupakan pusat perbelanjaan modern yang dikhususkan menjual berbagai elektronik serta perangkat komputer. Tidak hanya elektronik mall tersebut juga menyediakan kebutuhan sehari-hari serta tempat bagi penyelenggaraan event.
Drs. Herry Zulkarnain SE M.Si selaku Penasehat Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Sumatera Utara mengungkapkan beberapa hal yang menjadikan pusat perbelanjaan semakin sepi bahkan mengalami kebangkrutan.
“Ya, fenomena saat ini banyak pusat perbelanjaan modern maupun tradisional mengalami penurunan penjualan. Terjadinya sejak adanya covid 19 hingga sekarang. Disamping itu banyaknya masyarakat berbelanja melalui Online. Bagaimanapun juga barang yang dijual pusat perbelanjaan sama dengan yang di online. Belanja online saat ini sudah dipercaya” ucapnya Rabu (8/10/2025).
Kreatif dan Inovatif
Menurut Herry, berjualan online saat ini tidak banyak mengeluarkan biaya, dari rumah saja mereka bisa jualan tanpa harus menyewa unit atau kios di mall sehingga tidak perlu membayar gaji pegawai dan sebagainya. Jualan online dengan mudah bisa menjual berbagai kebutuhan sehari-hari masyarakat dengan cepat tidak memerlukan banyak waktu dan terpercaya, walau tetap ada kekurangannya,” tutur Herri.
Untuk mengambil langkah peningkatan pengunjung, Herri yang sempat menjabat Ketua DPRD Sumut Fraksi Demokrat tahun 2009 – 2019 itu megatakan, saat ini mall harus kreatif dan inovatif melalui promo.
“Perbelanjaan atau mall di Sumatera Utara harus kreatif bagaimana meningkatkan kunjungan maupun penjualan di mall-nya masing- masing. Yakni pedagang melakukan penjualan secara online maupun offline untuk memastikan bahwa penjualan itu nyata saat konsumen datang untuk memastikan bahwa tokonya benar ada,” ujarnya
Masyarakat yang berkunjung akan singgah untuk membeli saat mengisi hari libur hal tersebut agar setiap mall harus kreatif menarik konsumen membeli dagangannya.
Sebagai pedagang maupun pengelola harus memahami pembeli, karena pengunjung juga ingin dilayani. Disitulah diharapkan layanan prima oleh pedagang, maka dari itu pelayanan oleh pedagang maupun SPG mall membuat konsumen maupun pengunjung akan kembali lagi.
Apalagi mall tersebut komplit, adanya tempat hiburan seperti permainan anak-anak maupun hiburan dewasa juga tempat makan dan minum sebagai lokasi berkumpul keluarga dan sebagainya. Sehingga hari libur menjadi kesempatan bagi pedagang untuk memberikan pelayan melalu event maupun promo. Bagi mall yang tidak bisa meningkatkan promosinya akan ditinggalkan pasar.
Buat Konsumen Bangga
Seperti Plaza Millenium yang saat ini masih bertahan dengan melakukan renovasi mengikuti permintaan dari para pengunjung. Sehingga konsumen bangga berkunjung dengan adanya perubahan maupun konsep terbaru seperti fasilitas hotel maupun olah raga seperti billiard.
“Jadi saat ini Plaza Millenium lebih mengedepankan life style. Sedangkan kepada Sales Promotion Girl (SPG) bagaimana melayani konsumen agar singgah untuk membeli dan betah sehingga terjadi jual beli,” sebutnya.
Buat Mall- mall yang masih aktif dan berkreasi medatangkan pengunjung, hal tersebut otomatis membantu masyarakat kota Medan dari pengangguran. Untuk penjualan online tidak membutuhkan karyawan yang banyak sedangkan Mall diisi ribuan karyawan.
Masyarakat harus paham bahwa mall sangat membantu lapangan pekerjaan. Maka dari itu mari bantu pusat perbelanjaan agar tidak tutup sehingga masyarakat terbantu juga dalam meningkatkan lapangan pekerjaan, jika mall tutup akan terjadi PHK juga pengangguran, sebutnya.
Herri yang juga Ketua Fitnes Sumut berharap kedepan bagi masyarakat kota Medan silahkan berkunjung ke Mall yang menjadi pilihan warga, agar mall tetap eksis dan membantu pemerintah dalam membangun perekonomian setiap kabupaten kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara.
Saat ini terlihat beberapa mall di inti kota Medan mengalami penurunan pengunjung maupun penjualan. Mereka terus berjuang menciptakan kreativitas agar mallnya terus dikunjungi dan menjadi pilihan untuk berbelanja sehingga nantinya tetap eksis dan dapat menggaji pegawainya, sebut Herry.
Kepada masyarakat kabupaten kota silahkan berkunjung dan belanja hidupkan pusat perbelanjaan di kota Medan untuk meningkatkan pembangunan Sumatera utara terutama membuka serta membantu lapangan pekerjaan di tengah situasi krisis saat ini,” pungkasnya.
Diketahui berdasarkan data, Provinsi Sumatera Utara memiliki lebih kurang 25 pusat perbelanjaan yang mayoritas terdapat di kota Medan sekitar 17 pusat perbelanjaan. (OM/011)