Ragam  

Lebih Berani Bicara: “Let it Out Project” Hadirkan Ruang Konseling yang Hangat

Let it Out Project, program yang dirancang untuk membuka ruang aman bagi mahasiswa dan masyarakat

MEDAN | Mahasiswa Ilmu Komunikasi Stambuk 2022 menghadirkan sebuah inisiatif bertajuk Let it Out Project, program yang dirancang untuk membuka ruang aman bagi mahasiswa dan masyarakat dalam menyampaikan cerita, keluh kesah, maupun tantangan hidup secara langsung kepada psikolog profesional.

Kegiatan ini diselenggarakan di Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik – Universitas Sumatera Utara pada Jumat, 3 Oktober 2025 dengan menghadirkan Jeffry S.Psi M.Psi CHt., seorang psikolog bersertifikat yang mendampingi peserta dalam sesi konsultasi pribadi. Acara berlangsung pukul 09.00–14.00 WIB dan terbagi ke dalam dua sesi, yakni pagi dan siang, agar setiap peserta memperoleh pendampingan yang lebih terarah.

Let it Out Project bukan hanya dimaksudkan sebagai kegiatan akademis, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam memfasilitasi akses konsultasi psikologi yang sering kali masih sulit dijangkau oleh mahasiswa maupun masyarakat umum.

Psikolog pendamping acara, Jeffry S.Psi M.Psi CHt merupakan lulusan Magister Psikologi Profesi dengan sertifikasi hipnoterapi dari IMDHA-USA serta terdaftar sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dengan nomor SIPP resmi. Latar belakang akademis dan sertifikasi tersebut menegaskan kualitas serta profesionalisme dalam layanan psikologis yang diberikan.

Stigma mengenai kesehatan mental masih menjadi hambatan besar. Banyak mahasiswa menganggap kunjungan ke psikolog sebagai sesuatu yang tabu, bahkan tidak jarang muncul rasa takut, malu, atau ragu untuk meminta bantuan meskipun sedang membutuhkan ruang untuk berbicara.

Kekhawatiran akan dinilai lemah, ditambah keterbatasan biaya, waktu, serta informasi mengenai layanan psikologi, semakin memperbesar jarak antara mahasiswa dan kebutuhan akan pendampingan profesional. Salah seorang peserta menyampaikan kesan positif setelah mengikuti kegiatan ini.

“Konselingnya menyenangkan, saran dan masukannya sangat membantu. Acaranya keren,” ungkapnya.

Psikolog Jeffry menekankan pentingnya mengubah cara pandang masyarakat terhadap konsultasi psikologis.

“Masih banyak orang yang sungkan atau malu untuk datang ke psikolog. Padahal, berbicara dengan tenaga profesional dapat menjadi langkah penting untuk menemukan jalan keluar dari masalah. Melalui Let it Out Project, saya berharap peserta dapat merasakan pengalaman konsultasi yang hangat, nyaman, dan bermanfaat,” ujarnya.

Jembatan Awal

Ketua Penyelenggara, Ariq Ismail, menambahkan bahwa program ini berangkat dari keresahan mahasiswa yang sering bingung mencari tempat bercerita.

“Kami ingin menghadirkan wadah yang relevan dengan kebutuhan mahasiswa maupun masyarakat. Tidak semua orang berani langsung datang ke klinik atau biro psikologi. Karena itu, Let it Out Project dihadirkan sebagai jembatan awal bagi mereka yang ingin didengar dan mendapatkan arahan profesional,” jelasnya.

Berbeda dari kegiatan sejenis, Let it Out Project hanya membuka kesempatan untuk 10 peserta yang benar-benar membutuhkan sesi konsultasi mendesak. Penyelenggara lebih mengutamakan kualitas dan kepuasan dibandingkan jumlah peserta, sehingga setiap individu memperoleh perhatian penuh dalam suasana yang lebih personal dan intim.

Program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara dunia akademik dan sektor industri mampu menghadirkan wadah yang relevan serta berdampak nyata bagi generasi muda, khususnya dalam menjawab tantangan kesehatan mental di masa kini.

Penulis : Valerin Veny | Fakultas FISIP USU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *