Aceh  

Kadisbudpar Aceh: Jaga Orisinalitas Tari Saman yang Mendunia

Kadis Budpar Aceh Jamaluddin, saat membuka Seminar Nasional Budaya Saman Tahun 2019. (orbitdigitaldaily.com/Putra).

GAYOLUES-Mendapat penghargaan dan ditetapkan sebagai salahsatu warisan dunia oleh UNESCO, Tari Saman sebagai warisan budaya Gayo Lues harus terus dijaga orisinalitasnya.

Dengan melakukan pelestarian, menjadi hal utama yang perlu dilakukan agar Tari Saman gaungnya terus mendunia.

“Karena Tari Saman sudah terkenal dan mendunia, kita tidak boleh lengah. Justru sebaliknya. Lebih peduli dengan tarian ini agar orisinalitasnya terjaga. Karena itu, langkah-langkah pelestarian harus terus kita tingkatkan,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, pada pembukaan Festival Budaya Saman Platform Indonesiana Gayo Lues yang diselenggarakan di Anjong Mon Mata Banda Aceh, Senin (23/9/2019) kemarin.

Seminar Nasional Budaya Saman Tahun 2019 diketahui berlangsung dua hari sejak kemarin dan berakhir Selasa (24/9/2019) malam nanti.

Hadir dalam seminar itu perwakilan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Tgk Malik Mahmud Al Haythar, unsur Forkopimda Aceh, pimpinan SKPA terkait, juga Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh beserta jajarannya.

Menurut Jamaluddin, pada awal tahun 2012 misalnya, Pemerintah Aceh menyelenggarakan pelatihan khusus bagi para seniman tari lokal tentang Tari Saman ini.

“Dengan tujuan agar para seniman itu akan dapat menularkan keterampilan Tari Saman ini ke masyarakat luas,” terang Jamaluddin.

Ia mengisahkan, Indonesia punya segudang budaya dan tarian tradisionalnya. Namun, Tari Saman menjadi satu yang sangat populer. Gerakan yang cepat, indah, dengan tingkat kesulitan yang tinggi, membuat tarian asal provinsi berjuluk Tanah Rencong ini mendunia.

“Mulanya tarian ini cuma tarian rakyat yang biasa ditampilkan pada acara budaya. Namun, karena uniknya, Tari Saman berkembang dan dipelajari para seniman di dalam dan luar negeri. Tak heran jika tarian ini kerap menjadi ikon Indonesia dalam berbagai festival Internasional,” sebut Jamaluddin.

Pada tahun 2011, kata Jamaluddin, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), lembaga PBB yang konsen di bidang budaya dan pendidikan, memberikan pengakuan terhadap Tari Saman sebagai warisan budaya asli dari Tanah Gayo.

Pengakuan ini sangat istimewa, kata Jamaluddin, karena UNESCO merupakan lembaga PBB yang dikenal sangat berhati-hati memberi pengakuan terhadap cagar budaya.

“Sejauh ini baru enam budaya Indonesia yang mendapat pengakuan UNESCO, yaitu Wayang, Keris, kain Batik, Angklung, Subak Bali dan Tari Saman, sebagai putra daerah Aceh, tentunya kita berbangga atas pengakuan ini,” ujar Jamaluddin

Guna menjaga orisinalitas Tari Saman, pada Tahun 2013, masih menurut cerita Jamaluddin, pihaknya melakukan perekaman dan pembuatan video tutorial Tari Saman sebagai acuan yang ingin mempelajari tarian tersebut.

“Lalu pada 2014, kita menyelenggarakan Festival Saman untuk tingkat sekolah di Aceh. Pada tahun 2015 museum rekor indonesia mencatat pemecahan rekor untuk Tari Saman yang dimainkan oleh 10.001 penari yang berlangsung di Gayo Lues,” terangnya.

Dan untuk tahun 2016, katanya kembali, Tari Saman resmi menjadi talent pilihan pada acara-acara resmi di Pemerintah Aceh.

Tarian ini juga menjadi salah satu event penting pada Gayo Mountain Festival tahun lal. 

“Seperti yang baru-baru ini kita saksikan pada pertengahan Agustus kemarin, baru saja diselenggarakan Festival Tari Saman di Gayo Lues,” ungkapnya.

Jamaluddin menjelaskan, Seminar Budaya Saman ini adalah salah satu forum ilmiah yang mencoba mengungkap cerita lain di balik tarian ini.

“Sebagai sebuah tarian yang mendapat perhatian dunia, wajar jika cerita tentang Saman mengundang daya tarik banyak orang. Karena itu, kami sangat mendukung langkah Balai Pelestarian Nlnilai Budaya Aceh yang menggagas seminar ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Gayo Lues, Syafruddin S.Sos dalam kesempatan yang sama menjelaskan, agar kedepannya event besar yang diselenggarakan dan berkaitan dengan Tari Saman.

“Supaya Tari Saman tradisional ini tidak hilang dari ingatan masyarakat Aceh, kita berharap agar akan ada event besar yang berkaitan dengan Tari Saman Gayo,” harap Syafruddin yang mantan Kadispar Gayo Lues itu.

Reporter: Putra