MEDAN | Universitas Sumatera Utara (USU) berharap wartawan yang bertugas di lapangan dapat melakukan tugas-tugas jurnalistiknya dengan cara-cara yang profesional. Hal itu disampaikan Kepala Kantor Hubungan Masyarakat (Humas), Promosi dan Protokoler USU Amalia Meutia, MPsi, Psikolog, Sabtu (5/10/2024) menanggapi adanya oknum wartawan yang diduga menyalahgunakan profesinya untuk memeras atau menyebarkan berita bohong.
Kahumas USU menegaskan selama ini hubungan universitas dengan para jurnalis yang bekerja di lingkungan USU terjalin dengan baik, apalagi mereka yang merupakan bagian dari alumni USU dan media yang memiliki surat tugas resmi untuk melakukan aktivitas jurnalistiknya. Namun, tak dapat dipungkiri di luar itu ada juga wartawan lainnya yang melakukan aktivitas jurnalistiknya.
“Sebagai lembaga publik, kami menghargai kerja-kerja wartawan dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya. Akan tetapi, kita juga menyayangkan apabila ada oknum yang justru berusaha melakukan upaya-upaya tidak baik seperti upaya melakukan pemerasan dengan ancaman menyebarkan berita bohong,” ujar Amalia.
Karenanya, Amalia Meutia menegaskan, pihaknya tidak akan mentolerir perilaku yang demikian. Sebab di samping mencederai profesi wartawan, hal itu juga berdampak buruk bagi citra institusi.
“Baru-baru ini ada oknum wartawan yang mencoba melakukan hal tersebut, jadi saya kira bila kian meresahkan kita akan pertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah lanjutan seperti ke dewan pers, atau kalau medianya ternyata abal-abal kita bisa lapor ke pihak berwajib dengan menunjukkan bukti-bukti percakapan upaya pemerasan,” tegasnya.
USU, menurut Amalia Meutia, sangat menghormati profesi jurnalis yang selama ini telah menjadi mitra yang sangat baik untuk menaikkan reputasi USU di tengah masyarakat serta memberikan kritik yang konstruktif dalam rangka membangun iklim dunia pendidikan yang berkualitas dengan aspek-aspek keterbukaan informasi.
“Hanya saja bila ada oknum wartawan yang mencoba melakukan upaya-upaya mendeskreditkan USU dengan pemberitaan bohong, USU tidak akan tinggal diam. Apalagi bila sudah sangat meresahkan dan berpotensi merusak citra USU,” katanya.
Kahumas USU juga berharap peran aktif Dewan Pers untuk senantiasa melakukan edukasi kepada humas-humas institusi agar tidak takut melaporkan oknum-oknum wartawan yang mencoba menyalahgunakan profesinya.
“Saya kira Dewan Pers juga perlu terus berupaya untuk memberantas oknum wartawan dan media yang berlabel abal-abal,” katanya.
Kahumas USU juga berterimakasih kepada para jurnalis yang selama ini telah bekerja secara profesional. Sebagai sebuah lembaga publik, USU tentu membuka ruang kepada rekan-rekan jurnalis untuk melakukan konfirmasi terkait pemberitaan.
“Kritik yang membangun tentu akan membuat USU menjadi lebih baik ke depan, dan karya jurnalistik yang mengedepankan profesionalisme akan terus kami dukung sebagai bagian dari Tri Dharma Pendidikan,” katanya.
Masyarakat, imbuh Amalia, juga diharapkan dapat lebih cerdas dalam memilih dan memilah agar tak terjebak dalam penggiringan opini. Apalagi dimuat oleh media yang tidak terverifikasi Dewan Pers dengan jurnalis yang belum bersertifikasi.
“USU selalu berkomitmen untuk menjaga transparansi, integritas dan akuntabilitas dalam setiap aspek pengelolaanya demi mendukung visi pendidikan perguruan tinggi yang berkualitas. Terima kasih atas dukungan semua pihak, termasuk jurnalis, yang memahami langkah-langkah kami dalam mempertahankan kredibilitas USU sebagai salah satu lembaga pendidikan terkemuka di Indonesia,” tegasnya. (Red)