BANDA ACEH – Bendera Alam Peudeung berkibar di Gampong Mulia Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, pada gelaran peringatan 480 tahun hubungan persaudaraan Aceh-Turki. Selasa (28/8/2019).
Acara pengibaran alam peudeung yang dipusatkan di kompleks makam Syeikh Baba Daud Al-Rumy sebagai tanda masyarakat Aceh bersahabat dengan bangsa Turki sejak kejayaan kerajaan Turki Ustmani.
Sejarah mengatakan bahwa, bendera Alam Peudeung merupakan bendera yang telah dipakai sejak Sultan Ali Mughayat Syah berkuasa.
Bendera Alam Peudeung sendiri sudah diresmikan sebagai bendera rakyat sejak tahun 1412 M oleh kerajan-kerajaan Aceh bersatu.
Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki, Darlis Azis selaku penyelenggara kegiatan tersebut mengatakan ada semangat heroik dan persatuan yang menjadikan diplomasi Aceh hingga ke Turki Utsmani.
“Bendera Alam Peudeung bukan bendera perlawanan atau pemberontakan, tetapi simbol kepribadian masyarakat Aceh jika merujuk kepada sejarah,” ujar Darlis Rabu .
Ia menyebut, bendera Alam Peudeung bukan hanya bendera yang dipergunakan salah satu Kerajaan Aceh beberapa abad lalu, melainkan bendera yang dipakai untuk melambangkan keteguhan hati rakyat Aceh.
Ia mengatakan, peringatkan 480 tahun hubungan Aceh-Turki sejak 1539-2019, adalah momentum tapak tilas, bagian dari rangkaian mempromosikan Kota Banda Aceh khususnya Gampong Mulia dan Gampong Bitai sebagai salah satu sumber sejarah.
“Dan sasaran kami langsung dari masyarakat Turki dimana kita akan mengenalkan kembali bahwa Aceh lah tempat nenek moyangnya dulu,” tutupnya.
Sementara itu, Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman, menyampaikan harapan kepada masyarakat agar dapat mengambil pemahaman sejarah panjang antar Aceh dan Turki.
“Turki kini sangat unggul dalam bidang teknologi dan pariwisata halal di kawasan Eropa dan Kota Banda Aceh khususnya, juga sedang gencar-gencarnya mempromosikan pariwisata sebagai salah satu sektor ekonomi unggulan,” sebut Aminullah.
Reporter: Rusdi Hanafiah