SERGAI| Warga petani Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu Serdang Bedagai ( Sergai ) menuding bahwa pihak PT Socfindo Kebun Matapao sebagai penyebab terjadinya banjir pada areal persawahan mereka
Akibatnya, sebagian petani tidak dapat menanam padi, dan sebagian lagi para petani yang sudah menanam padi terancam gagal panen lantaran genangan air yang cukup tinggi di persawahan mereka.
Penyebabnya menurut petani, karena pihak perkebunan membendung tempat pengaturan air ( pintu klep ) milik perkebunan yang terletak di areal blok 23 divisi 2, atau tepatnya di Dusun III Desa Matapao yang berbatasan dengan areal persawahan Dusun III Desa Makmur Kecamatan Teluk Mengkudu.
“Itukan dibendung orang Socfindo, jadi debit air yang keluar dikit, ya imbasnya luapan air nya ke sawah kami lah”. Tutur salah seorang petani yang tidak mau disebut namanya, Senin ( 21/11/2022).
Keluhan petani ini dibenarkan oleh Kepala Desa Makmur, Safri ketika dikonfirmasi, Senin (21/11/2022).
Menurut Safri, akibat pembendungan yang dilakukan pihak PT Socfindo Kebun Matapao, sebagian petani tidak dapat menanam padi dan sebagian lagi terancam gagal panen lantaran tanaman padi mereka terendam air.
Lebih lanjut Safri menjelaskan bahwa sebelumnya, pihak nya sudah pernah menyampaikan hal ini kepada pihak perkebunan, namun pada saat itu pengurus perkebunan PT Socfindo Kebun Matapao Robert Sagala mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Desa Makmur jika nantinya terjadi masalah atas pembendungan ini.
“Gini aja pak Kades, nanti kalau itu bermasalah, nanti itu kita bongkar”. Kata Safri menirukan ucapan pengurus PT Socfindo Kebun Matapao Robert Sagala.
Safri lebih detail menjelaskan bahwa akibat pembendungan ini, tidak saja berimbas ke warganya yang berada di Dusun III yang terancam gagal panen, tapi juga berimbas kepada warganya yang berada di Dusun VI karena hingga saat ini tidak bisa menanam padi akibat genangan air.
“Itu yang di Dusun VI belum bisa nanam karena kebanjiran, Padahal usia bibit udah 50 hari, dan biasanya kami nggak pernah kebanjiran sebelum itu dibendung”. Ucap Safri.
Pengurus PT Socfindo Kebun Matapao Robert Sagala ketika dikonfirmasi, Senin (21/11/2022) membantah tudingan itu.
Bahkan, Robert Sagala langsung mengajak beberapa awak media untuk melihat langsung kondisi sebenarnya dilapangan.
Menurut Robert Sagala, pihaknya bukan membendung pintu klep, tapi membuat pengaturan air dengan membuat batasan setinggi 40 sentimeter sesuai dengan kebutuhan perkebunan sejak 4 bulan yang lalu
“Kenapa itu kami buat, karena besi pintu pengatur air nya hilang dan drat nya kami tengok udah lost ( mungkin sengaja ada yang merusak ). Jadi nggak ada lagi pengatur air nya”. Kata Robert Sagala dilokasi pintu klep.
Orang nomor satu di PT Socfindo Kebun Matapao ini juga mengatakan bahwa penyebab terjadinya banjir bukan lah karena akibat bangunan pengaturan air yang mereka buat, tapi karena memang intensitas hujan dalam beberapa bulan ini cukup tinggi.
“Ini kan bisa orang Abang tengok setelah kami ukur, ada kelebihan debit air setinggi 84 sentimeter dari bangunan yang kami buat. Artinya, debit air memang tinggi karena curah hujan, selama ini nggak pernah kebanjiran kok, dan kalian lihatlah itu, lancar air nya kan”. Ucap Robert Sagala kepada beberapa wartawan.
Banjir nya areal persawahan Dusun VI menurut Robert juga bukan karena imbas pembuatan bangunan pengaturan air, tapi karena adanya penyumbatan saluran pembuangan akibat banyaknya Enceng gondok dan sampah lain yang menumpuk.
“Dan itu sudah kami korek sepanjang 3,5 Kilometer”. Terang Robert Sagala.
Diakhir penjelasannya, Robert Sagala mengatakan akan membongkar bangunan yang mereka buat, jika itu memang yang menjadi penyebab banjir.
“Kita tengok lah nanti, kalau memang sudah surut setinggi bangunan yang kami buat dan jika itu yang menjadi penyebab banjir, nanti kita bongkar”, Ucap Robert Sagala mengakhiri.
Reporter: Pujianto