Aceh  

Terus Meningkat, Kasus DBD Aceh Singkil Masuk KLB

Foging (pengasapan) di lokasi penyebaran DBD Desa Siderejo Kecamatan Gunung Meriah. (orbitdigitaldaily.com/Saleh)

ACEHSINGKIL-Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Aceh Singkil tahun ini terus mengalami peningkatan. Tercatat sejak Januari hingga September 2019, mencapai 107 kasus DBD.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil, H Edi Widodo, Senin (30/9/2019)  menyatakan bahwa kasus DBD di Aceh Singkil dikategorikan sudah masuk Kejadian Luar Biasa (KLB).

Dari jumlah 107 kasus DBD sejak awal Januari, tersebar di 5 kecamatan. Meliputi Kecamatan Singkil, Singkil Utara, Danau Paris, Simpang Kanan dan Gunung Meriah.

Sementara dari lima kecamatan tersebut, tercatat Kecamatan Gunung Meriah Endemis DBD dengan jumlah sebanyak 72 kasus.

Sementara di Gunung Meriah desa terbanyak penyebaran DBD yakni Desa Blok VI Baru, Sanggaberu Silulusan dan Lae Butar.

“Masing-masing desa tersebut tercatat ada 10 kasus,” kata Widodo.

Ia juga meyakinkan jumlah kasus DBD tahun ini meningkat secara signifikan dari tahun 2018.

“Memang lupa saya jumlahnya, namun seingat saya tahun ini meningkat,” ujarnya.

Meski jumlah penyebaran DBD tahun ini meningkat drastis, namun pihaknya menduga kasus DBD tersebut disebabkan merupakan penyebaran kasus impor dan lokal.

“Impor itu maksudnya, missal orang Aceh Singkil pergi ke Medan atau Banda Aceh terkena DBD disana, kemudian pulang sampai disini sakit, sehingga DBD terlapor disini. Kalau kasus lokal, yang memang digigit nyamuk Aedes Aegypti dan sakitnya di sini,” jelasnya.

Sebab menurut Widodo, setiap terjadi kasus DBD, setelah menerima laporan, pihaknya langsung melakukan foging di lokasi penyebaran.

Begitupun, Widodo juga menegaskan agar masyarakat jangan terlalu terpatok dan mengandalkan fogging semata.

“Fogging itu hanya efektif membunuh nyamuk dewasa. Namun yang masih jentik dan berada dalam genangan air  tidak mati, sehingg harus diiringi dengan 3M Plus,” lanjut Edi.

Langkah 3M Plus yakni Mengubur, Menutup, Menguras plus menaburkan bubuk Abate (obat pembunuh jentik nyamuk).

Edi Widodo sangat berharap kepada semua pihak mulai Muspida, Muspika, Puskesmas dan perangkat desa bersama masyarakat bergotong-royong di desa mulai dari paret/got yang tergenang air dan sampah dibersihkan untuk memberantas  sarang nyamuk, ucap Widodo yang menyebutkan telah menyebar himbauan tersebut melalui surat edaran gotong-royong.  

Reporter: Saleh