MEDAN – Kekisruhan yang terjadi di tubuh Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) menimbulkan keprihatinan bagi Tuan Guru Batak (TGB) Syekh, Ahmad Sabban el Rahmaniy Rajagukguk, Merasa sebagai keluarga besar JBMI dan pernah menjabat ketua DPC JBMI Kota Medan, dirinya merasa sedih terjadi perpecahan di JBMI pasca pelaksanaan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) di Asrama Haji Medan beberapa hari lalu.
“Saya sangat prihatin bila benar terjadi perpecahan di tubuh JBMI.Saya tidak melihat siapa yang benar siapa yang salah.Harapan saya kedua belah pihak dalam hal ini kubu Elbiner Sitompul ataupun kubu yang melaksanakan Munaslub, bisa rekonsiliasi, beratu kembali, bermusyawarah, untuk perbaikan organisasi Islam JBMI ini,” ujar Sakban Rajagukguk kepada wartawan ketika diminta tanggapannya, menyikapi pelaksanaan Munaslub JBMI di Asrama Haji Medan.
Pimpinan Rumah Persulukan Serambi Babussalam di Desa Hatonduhan Tonga, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun ini, menjelaskan JBMI merupakan sebuah organisasi yang terlahir karena rasa persatuan suku batak yang sering kali dikonotasikan non muslim.
“Setahu saya JBMI ini terlahir dari rasa
keprihatinan adanya konotasi negatif bahwa orang batak itu sebagai non muslim. Maka para tokoh batak berkumpul dan membentuk JBMI untuk menepis identitas negetif tersebut. Dan terlahirlah JBMI sebagai Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam tempat berhimpun suku Batak yang beragama Islam,” jelasnya.
Saat ditanya apa langkah yang akan dilakukan TGB untuk menyatukan kembali JBMI, Sakban menjelaskan dirinya akan bersilatutahmi dengan DR H Amarullah Nasution selaku sesepuh dan satu-satunya pendiri JBMI yang masih hidup saat ini.
“Yang pertama akan saya lakukan menemui ayahanda DR H Amarullah Nasution. Karena beliau merupakan pendiri JBMI yang masih hidup,” ungkapnya.
Sakban menambahkan, ayahanda Amarullah pernah meminta saya untuk memimpin JBMI, namun saat itu saya merasa masih terlalu hijau di JBMI dan masih banyak yang lebih berpengalaman di organisasi ini. “Waktu itu saya juga sedang konsentrasi membenahi Rumah Persulukan Serambi Babussalam di Desa Hatonduhan Tonga, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun,” jelasnya.
Saat ditanya apa harapan Sakban terhadap JBMI, pria yang berpengalaman di bidang perbankan ini mengaku punya mimpi JBMI bisa memiliki sebuah sekolah atau pesantren dan klinik atau rumah sakit serta sebuah masjid yang berlebelkan Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI).
“Saya berharap JBMI bisa punya sekolah, klinik kesehatan dan masjid.Harapan ini tidak mustahil, karena saya yakin JBMI ini punya potensi untuk mewujudkannya,” tegas Tuan Guru Batak Syekh, Ahmad Sabban el Rahmaniy Rajagukguk.rel