MEDAN | Masyarakat Kelurahan Denai Medan khususnya yang tinggal di sekitar Masjid Raya Miftahul Iman, melakukan aksi gotongroyong membersihkan kawasan itu, diantaranya dengan menebang pepohonan untuk menjaga kelestarisan lingkungan.
Gerakan gotongroyong yang dilakukan Minggu (27/11/2022) tersebut atas kesepakatan antara pihak kenajiran dengan warga sebagai jamaah, dalam rangka merapikan pepohonan yang selama ini ditanam untuk penghijauan di sekitar masjid, kata Wagianto dari pihak kenajiran.
Sebagaimana diketahui, pepohonan rindang yang ada di sekeliling Masjid Raya Miftahul Iman selama ini memang sengaja ditanam sejak puluhan tahun silam, sebagai tumbuhan hijau dan dipelihara oleh pihak kenajiran dengan melakukan perawatan secara rutin.
Suburnya pepohonan yang ada membuat suasana di sekitar masjid adem dan jika siang hari daerah ini menjadi tempat persinggahan masyarakat, selain melakukan ibadah juga untuk beristirahat terutama bagi mereka yang sedang melakukan perjalanan jauh.
Di lokasi masjid disediakan tempat duduk berpayungkan pepohonan, bahkan sering dijadiksan sebagai tempat makan bersama oleh rombongan yang singgah dengan menggelar tikar di bawah pohonan yang rindang di sekitar itu. Bila malam hari sekitar masjid ramai oleh para pedagang berbagai makanan sehingga selalu ramai.
Selalu Terbuka
Jika pagi hari lokasi sekitar masjid banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar atau yang datang dari daerah lain sebagai lokasi joging, apa lagi pada halaman bagian depan disediakan batu injak dan sering jadi tujuan bagi para orang tua maupun mereka yang menjalani terapi kaki.
Masdjid Raya Miftahul Iman yang terletak di ruas alternatif Jalan Panglima Denai Medan tersebut selama ini selalu terbuka, baik siang hari maupun malam hari. Bahkan tidak jarang halaman yang luas dimilikinya sebagai tempat persinggahan dan numpang bermalam mereka yang berkendaraan jauh.
Ketua Kenajiran Masjid Raya Miftahul Iman H Samsuri mengatakan, selama ini masjid tersebut terbuka untuk umum siang dan malam. Tetapi belakangan kondisinya berbeda karena dengan terbuka bebas aksi maling menjadi semakin ganas.
Barang inventaris masjid sering hilang, tidak saja yang berada di luar seperti kamar mandi, barang yang ada di dalam masjid pun hilang seperti kursi lipat yang biasan digunakan jamaah yang sudah tua tidak sanggup berdiri lama lenyap disikat pencuri.
Atas tindakan para maling tersebut, untuk menjaga kenyamanan jamaah pihak kenajiran bersama warga sekitar memberlakuksan jam malam dengan menggembok semua pagar jika malam hari paling lama pukul 22.00 WIB dan kembali dibuka sekira pukul 04.30 WIB saat menjelang Salat Subuh, kecuali ada hari-hari tertentu yang harus tetap dibuka sepanjang malam. OR – 07