LANGKAT – Petani budi daya tambak udang vaname, yang berada di sekitar kawasan PLTU Sumatera Utara II, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat, terus mengalami kerugian akibat hasil panen yang terus menurun . Penurunan hasil panen ini diduga dari limbah batu bara yang merupakan bahan baku di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu.
Beberapa petambak dan warga mengungkapakan Selasa (29/10/2019) mereka terus mengalami kerugian, dimana ribuan ekor udang mengalami kematian sebelum masa panen.
“Sudah lama kita keluhkan keadaan ini kepada pihak management PLTU, namun pihak management PLTU seakan tidak respon dengan kita, sementara di daerah lain, petani budi daya tambak sudah ada yang mendapat ganti rugi”, ucap M Juned (38) warga Dusun VI Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Pangkalan Susu
Hal senada juga di ungkap Ahmad Jais (52) dan warga lainnya, dimana pada pagi yang sama, dirinya bersama warga Dusun VI Desa Tanjung Pasir yang lainnya berusaha membuat aksi di jalan menuju PLTU Tanjung Pasir Pangkalan Susu, dimana aksi ini sebagai bentuk protes warga terkait kerugian yang dialami.
“Pagi ini kita buat aksi protes, dengan harapan pak Arifin dan Sutrisno merespon dengan apa yang kita alami, namun kendaraan yang mereka gunakan sebagai alat transportasi mereka malah tidak mau berhenti, dan terus melaju menuju PLTU”, ucap Ahmad Jais yang kesal saat diamani warga lainnya yang ikut serta dalam aksi protes ini.
Dirinya menambahkan, selama ini warga tidak ada masalah dengan panen selalu dan berhasil, namun sejak berdirinya PLTU, abu batu bara dan limbah batu bara terus merusak kondisi air, yang diduga sebagai penyebab kerugian petani petambak udang vaname.
Parahnya lagi, abu Batu bara menggenangi permukaan air kolam dan mengendap kedasar kolam, hingga bibit udang vaname mengalami kematian dan petani merugi, dan keadaan ini sudah sering kami alami, namun pihak manajemen PLTU tidak pernah memberikan penjelasan apapun atau mecarikan solusinya, jelas Ahmad Jais dan warga lainnya.
Sementara itu, Arifin selaku Manager KSA PLTU Sumatera Utara II, Tanjung Pasir, Pangkalan Susu, saat menemui para petani budi daya tambak udang di sekitar lokasi PLTU, berjanji dirinya akan membicarakan masalah ini kepimpinan, dan mencari jalan terbaik kepada masyarakat.
“Masalah limbah sudah ditangani LHK Provinsi guna mencari titik spot klusialnya, dan selama ini masalah nya masih diambang batas kewajaran, namun masalah kerugian petani budidaya tambak ini, nanti akan saya bicarakan dengan atasan, disini kita perlu waktu dalam prosesnya”, ucap Arifin berjanji.
Dari hasil investigasi di sekitar lokasi areal tambak udang warga, di Dusun VI Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Pangkalan Susu, terlihat beberapa kolam tidak berisi karena pemilik kolam mengalami kerugian dan kehabisan modal untuk melakukan budidaya.
Bahkan, dikolam sebelahnya, terlihat seorang warga sedang menyisir pinggir kolam, berusaha mengumpulkan udang yang mati didasar kolam, dengan umur udang sekitar 30 hari.
“Beginilah keadaannya bang, sudah berapa kali kita usahakan tetapi selalu gagal panen dan kita terus merugi, kita minta pihak PLTU untuk bertanggung jawab dan mengganti kerugian petani”, ucap Usman (66) warga petani budi daya lainnya.
Reporter : Rihad