Gempa Myanmar Akibatkan Banyak Korban, Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan

Pemerintah Indonesia mengirim bantuan kemanusiaan untuk rakyat Myanmar yang terdampak bencana gempa berupa logistik dan 39 personel yang akan bertugas. (foto: Kemhan RI)

JAKARTA | Pemerintah Indonesia telah merespon dampak bencana gempa bumi bermagnitudo (M)7,7 di Myanmar dengan mengirim bantuan kemanusiaan, Senin (31/3/2025).

Bantuan tersebut dikirim dengan Pesawat Hercules A-1342 yang lepas landas dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 15.40 WIB dipimpin oleh Kolonel Penerbang Beni Aprianto.

Bantuan kemanusiaan yang dikirimkan ke Myanmar berasal dari Kementerian Pertahanan (Kemhan), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).

Bantuan kloter pertama tersebut bermuatan 12 ton yang meliputi truk, genset, tenda, sarung, biskuit BNPB, makanan siap saji BNPB, pakaian BNPB, selimut, mie instan, dan 37 personel tim aju (11 personel dari tim gabungan kementerian/lembaga, 6 personel dari tim pengamanan Marinir dan Kopasgat, serta 20 personel crew Hercules).

Saat memimpin Apel Kesiagaan Satgas Kemanusiaan ke Myanmar, di Lanud Halim Perdanakusuma, Wakil Menteri Pertahanan RI Donny Ermawan Taufanto dalam amanatnya menyampaikan bahwa gempa bumi yang terjadi di Myanmar telah mengakibatkan banyak korban dan memberikan dampak yang besar.

Sebagai bentuk solidaritas dan tanggung jawab, pemerintah Indonesia atas arahan Presiden RI, turut memberikan bantuan kepada masyarakat Myanmar.

“Ini merupakan suatu kehormatan bagi kalian—prajurit, petugas dari BNPB, Basarnas, Kementerian Kesehatan, dan Baznas—untuk terlibat dalam operasi militer selain perang (OMSP) bagi TNI dalam upaya penanggulangan bencana,” kata Wamenhan, dikutip dari laman resmi Kemhan RI, Senin (31/3/2025).

“Saya mengucapkan terima kasih atas dedikasi kalian yang, meski berada di tengah cuti Lebaran, tetap menjalankan tugas negara ini. Laksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Tugas harus berhasil!” tambah Wamenhan.

Setelah memimpin apel, Wamenhan beserta jajaran melakukan pemeriksaan kesiapan satgas dan bantuan logistik yang akan diberangkatkan.

Bantuan ini dijadwalkan tiba di Nay Pyi Taw International Airport, Myanmar, guna mendukung upaya penanggulangan bencana di wilayah terdampak.

Diketahui, sudah lebih dari 2.000 orang ditemukan tewas dan lebih 3.800 orang lainnya terluka akibat dampak gempa bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar bagian tengah, pada Jumat (29/3/2025) siang.

Selain itu, ratusan orang dilaporkan masih hilang. Dahsyatnya getaran gempa juga meluluhlantakkan banyak gedung, rumah, dan berbagai fasilitas umum.

Menurut Badan Surver Geologi AS (USGS), episentrum gempa tersebut berada pada kedalaman 10 kilometer (km) dari permukaan tanah.

Selain di Mandalay, kota kedua terbesar di Myanmar, kerasnya getaran gempa tersebut juga dirasakan di Thailand, China, dan beberapa negara lainnya yang berbatasan dengan Myanmar. (Kemhan/OM-03)