SEHARUSNYA pemerintah sudah mengizinkan segala kegiatan ibadah dan kegiatan ekonomi masyarakat berjalan kembali, sekalipun tidak mungkin seperti normal sediakala.
Sejauh ini kita telah mengikuti peraturan daripada pemerintah untuk PSBB, segala kegiatan sosial dan bahkan kegiatan ibadah yang berjamaah telah kita hentikan sementara waktu.
Tetapi bagaimana cara kita untuk memenuhi kebutuhan pangan yang tidak bisa diganti, kecuali pemerintah dapat bertanggungjawab sepenuhnya terhadap kebutuhan tersebut.
Namun, pemerintah tetaplah manusia yang tidak terlepas dari kekurangan, dan kita sendiripun tahu, mana ada pemerintah di dunia ini yang siap menghadapi Covid-19.
Maka akan lebih baik pemerintah mengizinkan rakyatnya untuk kembali beraktivitas yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.
Memang kita akui, Virus Corona adalah virus yang mempunyai tingkat penularan yang tinggi. Namun sejauh ini kita sudah mengetahui cara untuk mengatasinya dengan disiplin memakai masker, cuci tangan dan memberi jarak.
Maka tidak ada alasan kita untuk takut, apalagi kita semua telah merindukan untuk kembali sholat berjamaah di masjid dan bekerja memenuhi segala kebutuhan pokok kita.
Ketakutan kepada Covid-19 dapat kita atasi dengan kedisiplinan kesehatan yang tinggi. Tetapi kegalauan hati karena telah jauh dari masjid dan perut yang lapar tidak dapat diatasi dan diganti.
Apalagi tidak satupun aparat pemerintah yang bisa menjamin bantuan sembako akan merata diterima oleh rakyat yang membutuhkan.
Khusus untuk pelaksanaan kegiatan beribadah dan berjamaah di masjid dapat disesuaikan dengan kondisi terkini, kalau perlu Majelis Ulama Indonesia (MUI) dapat mengeluarkan fatwa untuk yang tepat tanpa menghilangkan nilai nilai dalam ibadah berjamaah.
Daripada kita kehilangan masjid dan surau hingga tidak terurus. Padahal di sisi lain kita diperintahkan untuk memakmurkan Masjid.
Dan sekali lagi apabila tidak ada yang dapat menjamin kapan berakhirnya Pandemi Covid 19 ini, maka lebih baik kita kembali menghidupkan masjid dan menjalankan segala aktivitas kegiatan ekonomi yang tentunya menerapkan segala protokol kesehatan dengan kedisiplinan yang tinggi.
Setiap manusia punya cara untuk menghindari penularan virus, bahkan ia masih ada peluang untuk sembuh bila terpapar.
Tetapi setiap manusia yang lapar tidak ada cara untuk menghindari dari kelaparan kecuali hanya dengan berusaha.
(Rais Mustasyar Dewan Ulama Thariqah Internasional – Indonesia, Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani)