Komunikasi yang baik menciptakan lingkungan kerja yang baik. Namun terkadang dengan banyaknya tekanan kerja, kita kerap mengucapkan kata-kata yang tak enak didengar. Salahsatunya adalah kata oke.
Menjawab pesan rekan kerja dengan ‘OK’ atau ‘oke’ mungkin terasa sederhana. ‘OK’ atau ‘oke’ berarti persetujuan yang Anda berikan untuk pesan yang diberikan rekan.
Namun, dengan kedua kata sederhana itu, tanpa sadar Anda mengkomunikasikan agresi atau sesuatu yang negatif.
Dalam pikiran beberapa orang, ‘OK’ atau ‘oke’ bisa menjadi bukti permusuhan dalam komunikasi. Saat seorang bos atau atasan menjawab hanya dengan ‘OK’, itu akan terdengar kasar dan galak.
Pada dasarnya, jawaban ‘OK’ tak berarti kasar. Namun, dalam konteks komunikasi, jawaban yang melebihi satu kata adalah penting.
“Apa pun yang lebih pendek bisa terasa negatif, sementara apa pun yang lebih panjang akan terasa lebih sopan,” ujar ahli bahasa digital, Gretchen McCulloch, mengutip Huffington Post.
Soal panjang atau pendek kalimat itu pula yang mungkin membuat beberapa orang cenderung melengkapi kata ‘oke’ dengan ‘oke, siap’. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan sikap sopan, apresiasi, dan antusiasme pada si pengirim pesan.
“Memberikan jawaban lebih dari satu kata menggambarkan sedikit upaya ekstra. Dan, upaya ekstra itulah yang membuat sesuatu terasa lebih sopan,” ujar McCulloch, dilansir CNNIndonesia.
Pesan dalam dunia digital tentu akan berbeda dengan dunia nyata. Dua orang yang berbincang pada medium Whats App, misalnya, akan berbeda dengan ketika keduanya berbincang langsung tatap muka. Komunikasi tatap muka memungkinkan seseorang memperlihatkan bahasa tubuh dan ekspresi wajah untuk menyampaikan kesopanan.