Aceh  

Khawatir Wabah Kolera Bangkai Babi, PDAM Hentikan Distribusi Air Bersih

ACEH SINGKIL- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Singkil Kabupaten Aceh Singkil menghentikan sementara distribusi air bersih di wilayah Kecamatan Singkil.

Informasi diperoleh Orbitdigital, PDAM baru kembali mendistribusikan air bersih kerumah-rumah warga, Senin (18/11/2019). Lantaran Minggu malam masih terlihat seekor babi hanyut di Sungai kawasan Muara Pea.

Sebelumnya, sesuai Surat Edaran yang disebar PDAM Tirta Singkil, Nomor:PENG-24/PDAM-TS/XI/2019, Sifat penting, tentang pengumuman penghentian suplai air bersih, yang dilakukan menyusul adanya bangkai babi hanyut di Sungai Pea Bumbung Kecamatan Singkil. Dugaan bangkai-bangkai itu berasal dari wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Mengingat, bangkai-bangkai babi yang hanyut tersebut tersebar informasi beredar, kematian babi tersebut disebabkan terjangkit virus Hot Cholera.


Sehingga untuk menghindari penularan virus yang dibawa oleh bangkai babi terhadap masyarakat, terutama pengguna Air PDAM Tirta Singkil, maka untuk sementara distribusi air bersih kepada pelanggan dihentikan.

Surat yang ditandatangani Direktur PDAM Yusbar itu disebutkan, penghentian distribusi itu dijadwalkan sejak 14 Nopember 2019 sampai dengan 17 Nopember 2018 pukul.22:00 WIB.

Terpisah Sekda Aceh Singkil Drs Azmi, dikonfirmasi wartawan, Sabtu (16/11) menanggapi pencemaran sungai tersebut mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim gabungan Forkopimda ke sungai dan mengevakuasi bangkai babi untuk dikubur atau dibakar.

Disebutkannya, masyarakat tidak perlu risau kadar kotoran yang ada disungai bila sifatnya alamiah, akan kembali steril. sungai tidak akan tercemar lama, hal itu hasil koordinasi pihaknya dengan Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan hidup dan MPU Aceh Singkil.

Kolera pada bangkai babi tidak akan terkontaminasi dengan manusia maupun hewan lainnya, karena berbeda gen.


Kendati, Azmi tetap menghimbau kepada masyarakat, terutama yang berada di daerah aliran sungai untuk mewaspadai supaya jangan sampai menkonsumsi air sungai terutama untuk sementara waktu, bila masih ragu.

“Biarkan air ini mengalir membawa bangkai babi, kalau air sudah tidak berbeda rasa warna ataupun baunya disitulah bisa kembali digunakan,” ucapnya.


Sekda juga menghimbau agar Pemko Subulussalam untuk mengevakuasi terus bangkai babi yang masih berada di wilayah hulu. Sehingga tidak dibiarkan mengalir sampai ke Singkil, pinta Azmi.

Diduga bangkai babi itu berasal dari daerah perbatasan Aceh – Sumut yaitu Kabupaten Dari atau Kabupaten Phak-Phak Barat melewati alur Sungai Lae Combih, atau dari Aceh Tenggara melalui Sungai Lae Alas melewati Sungai Lae Soraya menuju Sungai Singkil

Reporter : Saleh