GAYOLUES – Dihari penutupan pacuan kuda tradisional Gayo, Minggu (4/8/2019) yang digelar di Gayo Lues sebagai tuan rumah sungguh meriah. Pasalnya, ribuan pasang mata memadati lapangan yang berjulukan buntul nege tersebut untuk menyaksikan kuda-kuda unggulan yang bertanding dibabak final.
Ari Khairunnisa, 24, salah seorang pengunjung asal Blangkejeren kepada Orbit mengatakan, rugi rasanya jika tidak menghadiri pergelaran yang diadakan Pemda setempat tersebut. Sebab, pacuan kuda tradisional ini hanya diadakan 1 tahun 1 kali di Kabupaten yang berjulukan Negri Seribu Bukit dan 1000 Hafizh ini.
“Walaupun berdesakan tidak masalah, bagi kami, karena, banyak masyarakat luar daerah berbondong-bondong untuk menyaksikan perlombaan pacuan kuda. Malu bagi kita sebagai masyarakat Gayo Lues jika tidak menyaksikan perlombaan tersebut,” katanya.
Namun, dalam pacuan kuda ini, yang membuat pengunjung kualahan adalah tribun yang dibuat Pemerintah setempat beberapa tahun lalu itu tidak sanggup untuk menampung banyaknya penonton yang hadir, walau terlihat tribun yang sudah ada sangat besar dan megah.
Dirinya berharap, kepada instansi terkait, agar dapat memperbesar tribun tersebut supaya masyarakat tidak berdesak-desakan lagi jika ingin menyaksikan perlombaan pacuan kuda tradisional gayo tersebut. (*)
Laporan : Putra Ariga