ACEH SINGKIL-Abuya Syekh Amran Wali Al-Khalidi mengajak seluruh umat Islam di Aceh, agar saling berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan. Sehingga Aceh Singkil dan Subulussalam dapat menjadi obor kebenaran untuk daerah lain di NKRI.
Ajakan tersebut disampaikan Ulama Aceh salah satu penerus Syekh Abdurauf Asingkily, saat menyampaikan Tausyiah Agama dan Dzikir Rateb Seribee, dihadapan ribuan umat dari berbagai daerah, serangkaian peringatan Tahun Baru Islam 1441 hijriah, bersama Murabbi MPTT (Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf) Asia Tenggara bersama Abuya Syekh Amran Wali Al-Khalidi, berlangsung di Lapangan Alun-Alun Singkil, Selasa (17/9/2019).
Dalam makalah dan tausyiah Abuya Amran Wali disebutkannya, baik Pemerintah dan rakyatnya harus saling berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan.
Sebab dikatakannya, kerusakan-kerusakan yang terjadi di muka bumi adalah disebabkan adanya penyakit-penyakit yang diatas, dalam kepemerintahan, ulama dan cendikiawan pada masa lalu.
Sehingga untuk mengetahui itu, kita perlu belajar ilmu tauhid tashawwuf/tauhid Shufi, memahami dan mengamalkannya terutama kepada pemimpin-pemimpin kita. Agar negeri ini senantiasa mendapat rahmat dan sejahtera warganya untuk terangkat harkat dan martabat menjadi ummat, sebagaimana Firman Allah.
Sebab disebutkannya ada 4 golongan dalam kehidupan bernegara. Yakni dari Golongan Kepemerintahan, Golongan Ulama, Dari Cendikiawan/tokoh masyarakat dan rakyat biasa.
Rakyat menganggap pemerintah sebagai panutan rakyat untuk memberikan kesejahteraan, keamanan, ketertiban, kedamaian dan kecerdasan dalam menjalani kehidupan yang madani.
Dan Ulama sebagai lampu untuk ummat, agar mereka dapat beriman yang baik dan menjunjung tinggi perintah dan larangannya, berakhlak mulia, berma’rifat dengan ketauhidan yang lepas dari kesyirikan dan kenifakan.
Kemudian, Cendikiawan/tokoh masyarakat dapat menciptakan situasi untuk bersama-sama menjalani kehidupan yang baik.
Sementara Rakyat adalah orang yang baik-baik bilamana mereka dapat mengikuti pemimpin/pemerintah, ulama dan cendikiawan. Namun bisa menjadi terbalik Rakyat akan menjadi paling jahat jika menghindar dari pada pemimpin-pemimpin/pemerintah, ulama dan cendikiawan.
Namun perlu diketahui, Pemerintah, Ulama dan Cendikiawan/tokoh masyarakat bilamana ada sifat nafsu mereka kesombongan, kedengkian dan sangat mencintai kedudukan, harta dan pangkat.
Apalagi tidak mempunyai iman yang dapat melepaskan dari kesyirikan dan kenifakan serta tidak dapat menjaga batas hukum, baik pada anggota, lidah dan hati mereka yang tidak kembali kepada Allah. Maka timbullah kezaliman, kefasikan, merusak batas-batas yang sudah ditentukan hukum, yang dapat menjadi penyebab kerusakan sesuai Firman Allah.
Menanggapi makalah Abuya Syekh Amran Wali, “Berjudul Manusia/insan Sebagai Hamba Allah”, salah seorang Pakar Tasawuf Tengku Wahyu mengatakan, ajaran Tauhid Tasawuf dan Shufi yang dikembangkan Abuya merupakan ajaran Syekh Abdurauf Asingkily dan Syekh Hamzah Fansyuri dua tokoh ulama kharismatik Aceh.
Dengan kehadiran ilmu Tauhid ini kita diajarkan bagaimana keimanan itu bisa bercahaya didalam bathin kita. Sehingga kita benar-benar merasakan keberadaan Allah SWT.
Aceh Singkil dengan segala kekayaannya merupakan rahmat Allah SWT.
Jika masyarakat Aceh Singkil hanya bangga dengan kebesaran nama Syekh Abdurrauf Asingkily, tapi sayangnya jika kita tak berbuat untuk mengharumkan nama besar ulama kita. Sementara umat islam dunia berbondong-bondong hendak menemui Abuya Syekh Amran Wali untuk mengikuti majelis tasawuf mengkaji ajaran ilmu Syekh Abdurrauf Asingkily, sebut Tengku Wahyu.
Selain dihadiri unsur Forkompimda, dzikir rateb seribe yang dihadiri ribuan umat muslim, yang bekerjasama dengan MPTTI, Nahdatul Ulama (NU) Aceh Singkil, Dinas Syariat, dan masyarakat singkil, serta turut dihadiri Abi Sahal Astari Wali dari Pesantren Labuhan Haji, serta umat Islam maupun tokoh agama dari Aceh Selatan, Subulussalam, Abdya dan Padang Sumatera Barat.
Reporter : Saleh