MEDAN | Di tengah maraknya kafe modern, mengedepankan estetika dan kopi kekinian, Galeri Antik Medan hadir membawa suasana berbeda. Didirikan oleh Lucia Damanik, tempat ini bukan hanya sekadar kedai kopi, melainkan ruang kreatif yang memadukan literasi, musik, dan nuansa nostalgia.
Resmi dibuka pada 20 September 2025, di Jl. HM. Joni No. 8 Kota Medan. Galeri Antik Medan menawarkan konsep unik, salah satunya pengunjung bisa membaca secara gratis koleksi bacaan sambil menikmati kopi dan musik dari kaset atau CD lawas.
“Jadi buatlah Galeri Antik Medan dengan konsep toko buku, coffee shop, ada store-nya juga. Store-nya itu kita bisa menjual kaset pita, CD, semua segmen-segmen audio,” ucap Lucia saat ditemui di kedainya, Senin (27/10/25).
Galeri Antik Medan memiliki 1.000 – 2.000 koleksi buku dari berbagai genre, mulai dari novel klasik, buku kesehatan, hukum, politik, hingga buku-buku langka bertema sejarah dan pergerakan politik. Beberapa buku bahkan bernilai hingga jutaan rupiah karena kelangkaannya.
“Nah, di sini itu spesialisnya buku-buku sejarah. Buku tentang suku, tentang suku-suku Batak, bahwa yang lain juga ada, seperti Nias. Kemudian genre lainnya juga ada, seperti novel. Ada juga kamus-kamus di sini, kamus bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, bahasa Belanda juga ada, Korea dan lainnya. Terus ada juga genre yang Kesehatan, Kedokteran ada, Kebidanan ada, Farmasi.” jelasnya.
Creative Space
Tak hanya menjual dan menyewakan buku, Lucia juga membuka Creative Space di area galeri. Ruang ini bisa digunakan secara gratis oleh komunitas, mahasiswa, atau seniman untuk berbagai kegiatan seperti seminar, pembacaan puisi, hingga pertunjukan musik akustik.
“Iya, selain dari coffee shop bersantai sambil baca buku, kita juga buka Creative Space, misalnya seminar dari kampus, kemudian juga dari komunitas. Kita buka ruang kreatif untuk siapa aja yang mau bikin event di sini,” ucap Lucia.
Dengan mengusung konsep literasi, seni, dan nostalgia, Galeri Antik Medan menjadi salah satu wadah baru yang menarik di kota ini.
Di tengah hiruk-pikuk kota Medan, Lucia ingin menghadirkan tempat hangat, setiap cangkir kopi memiliki cerita, dan setiap lembar buku menyimpan kenangan masa.
April Yani







