Faslah Siregar, Si Tangan Dingin Spesialis Pemenangan Pilkada

Ketua PKB Madina, Faslah Siregar (Sulaiman Nasution)

MADINA l Sekali lagi namanya terpanggil untuk memimpin perjuangan memenangkan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Mandailing Natal (Pilkada Madina). Rekornya memang ciamik, tiga kali Pilkada berturut-turut tak terkalahkan.

Nama itu adalah Khoiruddin Faslah Siregar. Politisi santun dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Di sana pun dia termasuk politisi ulung. Empat periode terpilih sebagai ketua. Rekor terlama untuk ketua partai di kabupaten ini.

Ideologi berpolitiknya bersandar pada ajaran-ajaran KH Abdurahman ‘Gus Dur” Wahid, KH Musthofa Bisri, KH Munasir Ali, KH Muchith Muzadi, dan KH Ilyas Ruhiat sebagai pendiri partai berlambang bola dunia dikelilingi sembilan bintang itu.

Selain santun, Faslah juga bisa disebut sebagai politisi yang tahu diri. Meskipun telah memenangkan paslon dalam tiga Pilkada terakhir, dia tak pernah jumawa, apalagi sampai merasa paling berjasa. Kehidupannya pun tidak banyak berubah. Dia terkesan hanya memenuhi tanggung jawab tanpa meminta imbalan yang muluk-muluk.

Ajaran-ajaran yang diterimanya selama pengkaderan di dalam partai dan organisasi Nahdlatul Ulama (NU) teraplikasikan dengan baik. Sikap tanggung jawab, jujur, ulet, sopan, dan sederhana melekat pada ayah tiga anak ini.

Setelah berhasil mengantarkan HM Hidayat Batubara-Dahlan Hasan Nasution, Dahlan Hasan Nasution-HM Jafar Sukhairi Nasution, dan HM Jafar Sukhairi Nasution-Atika Azmi Utammi Nasution ke pucuk pimpinan eksekutif di kabupaten paling selatan di Sumatera Utara, tahun ini Faslah kembali didaulat oleh paslon Saipullah Nasution-Atika Azmi Utammi Nasution (SAHATA) sebagai ketua tim pemenangan.

Tanggung jawab itu sudah mulai diemban pemilik Radio StArt FM Panyabungan ini jauh-jauh hari. Sejak PKB menetapkan mendukung paslon SAHATA, Faslah sudah mulai bekerja meskipun belum ditunjuk secara resmi. Mengetahui ambang batas minimal kursi parlemen untuk mendukung calon terpenuhi, dia segera konsolidasi dengan pengurus DPD PKS Madina. Tujuannya, persiapan deklarasi dan pendaftaran calon.

Kurang Beruntung

Kepiawaiannya dalam berkomunikasi dan lobi politik tak perlu diragukan. Hal itu terlihat dalam masa jabatannya di DPRD Madina periode 2005-2009 dan perhelatan Pilkada tiga periode terakhir. Beragam dinamika dalam proses pemenangan paslon telah dia lalui. Bahkan, sampai ke Mahkamah Konstitusi. Hasilnya selalu berujung kemenangan.

Kemampuan komunikasi itu yang membuat kepercayaan tim kepadanya begitu tinggi. Alumni STM Karya Guna Jakarta ini juga dekat dengan berbagai kalangan, tak terkecuali tokoh-tokoh kabupaten ini. Baik itu yang berskala daerah maupun nasional. Bisa disebut dia adalah ‘tukang jahit’ perpolitikan di Bumi Gordang Sambilan.

Tahun ini dia kembali dihadapkan pada kontestasi penting yang akan menentukan arah pembangunan daerah ini untuk lima tahun kedepan. Tentu, Saipullah maupun Atika berharap tangan dingin Faslah kembali bisa meramu strategi untuk memenangkan pasangan birokrat-teknorat ini.

Harapan yang tinggi itu juga berbarengan dengan asa menjaga rekor unbeaten atau tak terkalahkan dalam kontestasi. Tentu, para lawan politik di kubu paslon lain tak ingin Faslah kembali keluar sebagai pemenang. Mengalahkan juara bertahan, terlebih tiga kali berturut-turut, akan menjadi motivasi tambahan bagi tim pemenangan lawan.

Uniknya, ada semacam paradoks dalam diri Faslah. Meskipun berhasil mengantarkan orang lain menjadi kepala daerah, dia termasuk politisi yang kurang beruntung dalam pertarungan pribadi. Sejak Pemilu 2009 hingga Pemilu 2024, dia tak lagi bisa mengulang sukses tahun 2005 lalu. Empat kali kontestasi, empat kali pula dia gagal melenggang ke gedung DPRD Madina. Tampaknya, dia memang ditakdirkan sebagai politisi spesialis pemenangan Pilkada.

Namun, secara kolektif dan sebagai ketua partai dia termasuk sukses. Pada pilkada 2014, PKB meraih lima kursi dan menempatkan satu kadernya sebagai wakil ketua. Saat itu, nama HM Jafar Sukhairi Nasution yang ditetapkan sebagai bagian dari unsur pimpinan legislatif. Pada prosesnya Sukhairi dipinang Dahlan Hasan untuk menjadi calon wakil bupati. Faslah sendiri didapuk sebagai ketua tim pemenangan.

Pun pada 2019 lalu, PKB berhasil meraih empat kursi. Artinya, fraksi murni tetap terjaga. Saat itu, dua kader PKB berkontestasi pada Pilkada, yakni Sukhairi berpasangan dengan Atika dan Zubeir Lubis yang dipinang sebagai calon wakil oleh Sofwat Nasution.

Pemilu 2024 lalu, PKB nyaris sempurna. Berhasil meraih suara terbanyak dan menyegel kursi pimpinan DPRD. Dari lima dapil yang ada, empat di antaranya PKB nyaris meraih dua kursi. Perolehan 38.776 suara pun menjadi yang tertinggi di kabupaten ini.

Gong kampanye Pilkada telah ditabuh. Faslah kembali berdiri di depan sebagai komando tim pemenangan. Kelihaian dan kemampuannya membangun tim yang solid kembali diuji. Perahu besar dengan 23 kursi parlemen butuh nakhoda yang tidak hanya mampu melewati badai, tapi juga memastikan kapal tidak terombang-ambing di tengah lautan.

Dengan segala pengalaman dan rekor tak terkalahkan, patut ditunggu bagaimana Faslah mengatur strategi untuk memenangkan pertarungan di lapangan yang sudah dia kenali belasan tahun ini.

Reporter : Sulaiman Nasution